Setelah Madura, Banyuwangi Jadi Lokasi “On The Spot” Selanjutnya

246 views

SURABAYA – Melukis on the spot bukanlah sekedar melukis diluar ruangan, akan tetapi menentukan obyek nyata lalu melukisnya berdasar kontak mata langsung terhadap obyek tersebut. Tubuh bergumul langsung dengan cuaca, suhu tinggi menyengat kulit kala sedang kemarau.

Dengan melukis di ruang terbuka, berarti membangun studio portable tanpa dinding. Pikiran harus segera mengurai paparan alam yang luas terbentang ke dalam bentuk-bentuk yang sederhana. Seperti yang dilakukan oleh Hamid Nabhan, seorang pelukis asal Surabaya ini. Setelah baru-baru ini ia memilih lokasi di Madura, Gresik, dan kini lokasi selanjutnya di kota Banyuwangi, tepatnya di kawasan Alas Purwo.

“Saya memilih lokasi-lokasi yang gersang untuk dijadikan obyek lukisan dan saat musim kemarau. Kenapa, karena musim kering ini membuat warna lukisan menjadi kontras,” katanya.

Lokasi Banyuwangi yang ia kunjungi adalah Savana Alas Purwo. Disana Hamid singgah selama 3 hari dan menghasilkan 2 karya. Lokasi yang ia datangi ini adalah lokasi wisata yang masih ada beberapa hewan yang dilindungi. Selain 2 karya lukis yang sudah jadi, ada beberapa angle foto yang nantinya akan dilukis.

“Menurut saya tidak masalah jika tidak semua lukisan dibuat disana. Namun, perlu ada foto untuk melihat angle menarik lainnya. Memang perlu menangkap obyek secara langsung, jika On The Spot menguasai, tentu lebih gampang. Kita harus mengenal dimensi mana yang harus kita masukkan dan mana yang hanya diwakilkan,” jelasnya.

Selain di Banyuwangi dan Madura juga di Gresik. Tepatnya daerah Bungah yang bisa merasakan teriknya matahari yang bisa terpajang dikanvas. Ketiga wilayah tersebut masih memiliki hutan dengan pohon-pohon yang beraneka macam.

Nah, selain lokasi yang dipilih tentunya juga musim. Saat musin hujan seperti ini, kurang pas untuk dilakukan On The Spot. Karena gambarnya akan datar, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa musim hujan tidak membuat lukisan. Sementara musim kemarau tidak demikian, warma lebih kontras dan ada nilai estetikanya saat musim kemarau.

Kalau musim kemarau, ada kontras warna langit biru, daun kuning kecoklatan dan tanah yang terlihat gersang. Sementara untuk musim hujan kontras warnah lebih sedikit meskipun tetap ada.

“Saya berharap, kedepan tidak hanya On The Spot di wilayah Jawa saja namun keluar Jawa seperti Kalimantan atau Sulawesi. Yang jelas lebih suka di Indonesia lah,” tutupnya.  (indra)