SURABAYA – Jaringan Jalan Tol Trans Jawa dari Merak-Surabaya ditargetkan tersambung akhir tahun ini. Konektivitas antarkota di Pulau Jawa pun akan baik. Namun, makin mudahnya akses mobilitas orang dan barang tak berarti melupakan aspek keselamatan pengguna jalan tol itu sendiri.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi saat Pra Uji Laik Fungsi dan Keselamatan Lalu Lintas, Jumat (7/12) kemarin mengatakan, Ada sejumlah hal yang ditekankannya terkait konektivitas Jalan Tol Trans Jawa. Salah satunya adalah regulasi yang manyangkut aspek keselamatan dan kenyamanan.
“Nanti beberapa regulasi terkait dua hal itu itu akan diperbaiki dan ditambah. Tapi aspek keselamatan adalah yang utama,“ katanya dalam sambutannya tersebut. Kegiatan yang dihadiri juga oleh Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sugiyartanto, Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Pol.
Benyamin, Anggota Unsur Profesi Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Koentjahjo Pamboedi, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Desi Arryani, Direktur Operasi II Jasa Marga Subakti Syukur, Direktur Pengembangan Jasa Marga Adrian Priohutomo bersama jajaran direksi kelompok usaha Jasa Marga, dimulai dari Hotel Vasa di Surabaya.
Selanjutnya rombongan menuju Jalan Tol Surabaya-Mojokerto yang dilanjutkan ke Jalan Tol Mojokerto-Kertosono, Rest Area 597 B di Jalan Tol Ngawi-Kertosono-Kediri, Jalan Tol Solo-Ngawi, Jalan Tol Semarang-Solo, Jalan Tol Semarang ABC, dan Jembatan Kali Kuto yang menjadi bagian Jalan Tol Batang-Semarang.
Terkait hal ini, Kemenhub akan berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, BPJT, dan Korps Lalu Lintas Kepolisian RI untuk mendapat masukan mengenai keselamatan, kondisi teknis, fisik jalan tol, dan lain-lain.
“Jangka pendek kita, menyuarakan kepada masyarakat luas, bahwa kita tidak main-main bahwa kita ingin (Trans Jawa) bisa dilewati saat Natal nanti,” katanya.
Ia menekankan pentingnya unsur keselamatan bagi pengguna jalan tol. Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Desi Arryani menyampaikan, kegiatan menyusuri Jalan Tol Trans Jawa bersama Kemenhub ini bukan hanya untuk mastikan uji laik operasi dan kesiapan fisik, tapi juga keselamatan.
“Kami fokus dengan masalah keselamatan. Kami akan pastikan itu sehingga pengguna jalan akan selamat dan merasa nyaman. Jadi, sekarang isunya adalah keselamatan,“ terangnya.
Jelang mudik Natal ini, masih ada waktu baginya untuk melengkapi semuanya mulai dari penambahan rambu dan perangkat keselamatan lain-lainnya. Jasa Marga menaruh perhatian serius terhadap aspek keselamatan berkendara di jalan tol.
Sebelum suatu jalan tol dioperasikan, maka jalan tol tersebut harus melalui uji laik operasi. Hal ini, misalnya, dapat dilihat saat Jalan Tol Solo-Ngawi Segmen Sragen-Ngawi yang diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada 28 November 2018 lalu.
Sebelum jalan tol itu diresmikan, PT Jasamarga Solo-Ngawi (JSN), kelompok usaha Jasa Marga yang mengelola Jalan Tol Solo-Ngawi, telah mengantongi Sertifikat Laik Operasi. Sertifikat tersebut tertuang dalam Surat Dirjen Bina Marga No. JL02.01-Db/1.212 tertanggal 25 Oktober 2018. Surat tersebut menyatakan, secara umum, Jalan Tol Solo-Ngawi Segmen Sragen-Ngawi laik operasi dan direkomendasikan untuk dioperasikan sebagai jalan tol. (indra)