Dipakai Lagi untuk Karantina Pasien Covid-19, Fasilitas di Hotel Asrama Haji Surabaya Diperbaiki

39 views
Jajaran Pemkot Surabaya melakukan perbaikan sejumlah fasilitas di Hotel Asrama Haji Sukolilo, Surabaya/Kominfo Surabaya.

Surabaya, hariansurabaya.com–Sejak Januari 2022 lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melakukan perbaikan sejumlah fasilitas di Hotel Asrama Haji (HAH), Sukolilo, Surabaya. Ini karena tempat tersebut kembali dipakai sebagai tempat karantina pasien Covid-19. Hal itu dilakukan seiring dengan naiknya kasus Covid-19 di Kota Surabaya.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Ridwan Mubarun memastikan, sejak awal Januari 2022, jajaran pemkot sudah memperbaiki Gedung Zam-zam karena memang ada beberapa bagian bangunan gedung yang rusak. Perbaikan itu terus dilakukan hingga saat ini, meskipun pasien Covid-19 terus berdatangan ke tempat isolasi tersebut.

“Beberapa bagian di bangunan itu sedang kami perbaiki hingga saat ini. Insya Allah beberapa hari ke depan Gedung Zam-zam sudah selesai direnovasi. Lalu akan dilanjutkan di Gedung Shofa. Namun, renovasi itu lebih banyak dilakukan di luar kamar, karena yang banyak rusak memang di luar kamar. Kalau kamar-kamarnya yang ditempati para pasien itu tentu sangat layak huni,” tegas Ridwan di kantornya, Selasa (1/2/2022).

Menurut Ridwan, pada tahun 2021 lalu, tepatnya saat puncak gelombang 2 Covid-19 di Surabaya, dua gedung karantina itu, yakni Gedung Zam-zam dan Shofa, jadi rebutan banyak orang karena memang kamarnya bagus seperti hotel dan fasilitasnya lengkap. Setelah Covid-19 melandai hingga Surabaya masuk level 1, HAH saat itu sudah tidak berpenghuni.

“Nah, saat landai itu sepertinya kurang diperhatikan bangunannya, sehingga beberapa ada yang rusak. Makanya, ketika ada lonjakan kasus lagi seperti sekarang, kita cek lagi dan ternyata banyak yang harus diperbaiki, sehingga teman-teman pemkot mengejar perbaikannya mulai awal Januari itu, karena ini juga untuk antisipasi lonjakan kasus,” kata dia.

Oleh karena itu, apabila ada pasien yang kurang puas dengan fasilitas gedung itu hingga cerita dan viral di Twitter, ia pun memakluminya. Sebab, hingga saat ini memang masih dalam perbaikan.Ia memastikan, berbagai pelayanan di HAH terus dievaluasi secara berkala. Tujuannya untuk melayani warga dengan sebaik-baiknya.

Ridwan mengaku sudah membaca cuitan salah satu pasien HAH yang cerita panjang lebar di Twitter. Menurutnya, sejak awal pasien tersebut memang tidak mau diajak isolasi di HAH, sehingga tak heran jika semuanya dianggap tidak sempurna.

“Ya mohon maaf, mungkin ada yang menilai sesuatu itu dengan kadar biasa, ada juga yang menilai harus perfect dan sebagainya, dan kita tidak bisa sampai se-perfect itu,” imbuhnya.

Ridwan juga menjelaskan, apabila pasien tersebut mengkritik tentang pelayanannya, hal itu karena petugas di sana jumlahnya berkurang jika dibandingkan saat gelombang II lalu, sehingga disesuaikan dengan pasien yang dilayani. Makanya, berbagai pelayanannya terus dievaluasi dan akan ditingkatkan.

“Kalau makan memang karena pasien banyak, satu sisi petugas mungkin kurang. Sambil jalan kita evaluasi mana kekurangan tersebut. Termasuk kemarin belum ada senam, sekarang sudah ada senam setiap pagi. Evaluasi terus,” ujarnya.

Terkait dengan nakes yang slow respon, Ridwan menjelaskan ada kemungkinan nakes tersebut sedang menangani pasien yang lainnya. Oleh karena itu penanganan atau responnya sedikit lama.

“Slow respon itu kita tidak bisa menilai 1 orang semuanya seperti itu. Mungkin ketika dia butuh nakes, nakesnya sedang mengecek yang lain. Mungkin saat dia butuh, agak lama, karena nakesnya juga melakukan penanganan yang lain. Jadi, mohon bersabar. Yang pasti, pemkot akan memberikan pelayanan yang terbaik bagi warga, terutama yang menjalani isolasi di HAH,” pungkasnya. (hsa)