Surabaya, HarianSurabaya.com—Penyakit hepatitis akut misterius yang belum diketahui penyebabnya telah dilaporkan di lebih dari 20 negara, termasuk Indonesia.
Penyakit peradangan hati ini pertama kali ditemukan di Inggris Raya pada 5 April 2022. Sejak saat itu, dilaporkan terjadi peningkatan kasus di Eropa, Asia, dan Amerika.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI juga masih mengusut kasus meninggalnya tiga pasien anak yang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dalam rentang dua pekan terakhir sampai 30 April 2022. Diduga karena hepatitis akus.
Melansir dari akun Instagram resmi Kemenkes RI, penyakit hepatitis akut ini menyerang anak usia 0-16 tahun. Paling banyak anak usia di bawah 10 tahun.
Sampai saat ini belum diketahui pasti penyebabnya. Namun, cara menularnya diduga dari droplet, air yang tercemar, dan transmisi kontak.
Lalu, seperti apa gejala awal hepatitis akut ini?
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina dalam rilis resmi menjabarkan sejumlah ciri-ciri anak yang terjangkit hepatitis akut.
Mulai dari penurunan kesadaran, lalu Pyrexia (Demam Tinggi), muncul perubahan warna urin (gelap) dan/ atau feses (pucat), Jaundice (terjadinya perubahan warna menjadi kekuningan pada kulit, bagian putih dari mata, dan juga membran mukosa anak) juga Pruritis (gatal pada kulit).
“Selain itu, ciri lain adalah Arthralgia/ myalgia (Nyeri Sendi atau pegal-pegal). Kemudian mual, muntah, atau nyeri perut. Ciri lain yakni, lesu, dan/ atau hilang nafsu makan dan diare,” papar dia.
Bagaimana langkah pertama yang harus dilakukan jika ada anak terindikasi tertular hepatitis akut?
Nanik meminta kepada orang tua agar tetap tenang. Selanjutnya, segera membawa anak tersebut ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk dilakukan penanganan dari tim medis dan pemeriksaan lebih lanjut.
“Juga, melaporkan ke Puskesmas di wilayah tempat tinggal untuk selanjutnya dilakukan investigasi (penelusuran) sebagai upaya pencegahan penularan,” pesan Nanik. (hsa)