Surabaya, HarianSurabaya.com–Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya mengendalikan inflasi untuk mencegah kenaikan harga barang. Sejumlah upaya pun telah dilakukan pemkot untuk menekan inflasi di Kota Pahlawan akibat dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengaku telah menggelar rapat dan koordinasi bersama jajarannya terkait dampak dari kenaikan harga BBM. Koordinasi itu untuk merumuskan skema yang akan dilakukan dalam upaya pengendalian inflasi di Surabaya.
“Terkait kenaikan BBM, kami sudah rapat terkait apa saja (barang) yang berpengaruh. Maka satu, kita lakukan pasar murah untuk barang-barang itu, sehingga tidak naik,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Rabu (7/9).
Selain itu, ia pun telah meminta Dinas UMKM dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya untuk melakukan pengecekan harga bahan kebutuhan pokok. Jangan sampai, Kota Surabaya terjadi inflasi yang tinggi.
“Kepala Dinkopdag sudah saya minta terus menjaga inflasi di Surabaya. Apa saja dampaknya yang naik, langsung kita lakukan pasar murah,” jelasnya.
Tak hanya sekadar menyiapkan pasar murah untuk mengendalikan inflasi di Surabaya. Sebab, Wali Kota Eri Cahyadi juga tengah menyiapkan skema untuk membantu pemenuhan BBM bagi para nelayan.
“Kita pastikan untuk nelayan ini terkait BBMnya sudah terpenuhi atau belum. Bagaimana nelayan yang ke laut, tapi diminta tidak boleh beli pakai jerigen. Nah, ini kan pemerintah harus hadir,” katanya.
Wali Kota Eri Cahyadi menyatakan, intervensi yang dilakukan pemkot kepada masyarakat adalah dengan menyentuh kehidupan mereka. Bagaimana dengan kenaikan BBM ini, taraf hidup dan pendapatan warga dapat lebih meningkat.
“Jadi yang kita sentuh adalah kehidupan mereka, bagaimana mereka punya pendapatan. Sehingga dengan kenaikan BBM ini, pendapatan mereka bisa hidup dan meningkat,” ujarnya.
Oleh sebabnya, Wali Kota Eri mengaku terus mengubah mindset jajarannya yang ada di lingkungan Pemkot Surabaya. Ketika ada warga miskin dan membutuhkan, bukan berarti pihaknya langsung turun dan hanya sekadar memberikan bantuan sesaat. “Jadi yang harus dipikirkan adalah bagaimana kelanjutan hidup mereka. Berarti apa? mereka harus punya pendapatan yang layak untuk menghidupi keluarganya, menghidupi anaknya. Ini yang sedang saya ubah mindset ke sana,” tandasnya. (hsa)