Surabaya, HarianSurabaya.com–Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya meningkatkan kewaspadaan terhadap varian Covid – 19 baru, yakni XBB.
Dinkes Surabaya mengambil langkah serius dalam upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap penyebaran varian baru tersebut.
“Sampai dengan hari ini, update per 26 Oktober 2022, jumlah kasus Covid – 19 varian XBB di Kota Surabaya sebanyak 1 kasus yang terkonfirmasi pada bulan September 2022, dan pasien dinyatakan sembuh bulan Oktober 2022 beserta kontak eratnya,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Nanik Sukristina, Kamis (27/10/2022).
Nanik menjelaskan, upaya yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya adalah dengan melakukan peningkatan secara konsisten dan terintegrasi terhadap upaya 3T (Testing, Tracing, Treatment). Pada upaya testing, melakukan tracing / pelacakan kontak erat pada keluarga, lingkungan (tempat tinggal, tempat kerja) dan riwayat perjalanan dari pasien terkonfirmasi positif.
“Melakukan penyelidikan Epidemiologi kepada seluruh kriteria kasus beserta kontak eratnya. Serta, melakukan analisa terhadap peningkatan kasus, pemetaan persebaran kasus, dan kejadian transmisi lokal (pelacakan kluster),” jelasnya.
Selanjutnya, pada tahapan testing, melakukan pemeriksaan Covid – 19 melalui Rapid Test dan/atau swab RT-PCR) pada masyarakat terindikasi kontak erat (OTG). Serta, pelaksanaan Surveilans Aktif (Active Case Finding) secara terintegrasi bagi warga, satuan pendidikan yang melibatkan Dinas Pendidikan, BPB Linmas, Puskesmas, camat, lurah dan Satgas Kampung Wani Jogo Suroboyo.
“Pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk penegakkan kasus varian Omicron dan XBB,” ujarnya.
Sedangkan, pada tahapan Treatment, Dinkes Surabaya mengoptimalkan ruangan dan tempat tidur rumah sakit di Kota Surabaya sebagai tempat perawatan Covid – 19. Kemudian, pemeriksaan kesehatan dan pemantauan pasien terinfeksi Covid – 19 oleh Puskesmas
“Menyalurkan bantuan obat dan alat kesehatan ke RS Rujukan Covid – 19, Tim Gerak Cepat TGC 24 Jam. Dan penyemprotan desinfektan pada area yang teridentifikasi kasus konfirmasi positif dan suspek bersama RT/RW, Kel/Kec melalui peran dan fungsi Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo,” terangnya.
Di sisi lain, Nanik menyebut Dinkes Surabaya juga melakukan penerapan penghentian sementara untuk Rombongan Belajar (rombel) yang terpapar selama ± 5 – 7 hari jika angka Positivity Rate (PR) ≥5 persen dan melakukan pembelajaran secara daring/online.
“Serta, mengoptimalkan giat vaksinasi untuk seluruh sasaran yang belum tervaksin berbasis wilayah melalui kegiatan percepatan vaksinasi booster (dosis 3) dan pelaksanaan vaksinasi di beberapa sentra vaksin dan vaksin corner mall bagi masyarakat umum,” pungkasnya. (hsa)