JAKARTA, hariansurabaya.com | Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyampaikan bahwa dalam mengajak anak muda ambil bagian pada proses keberlanjutan perlu mempertimbangkan berbagai faktor. Misalnya dengan melihat kondisi anak muda (gen Z) yang cenderung mudah bosan.
“Selain mudah bosan, faktor lainnya adalah mereka cenderung menyukai konten-konten singkat dan meme,” ungkap Wagub Emil saat menghadiri konferensi yang diselenggarakan oleh International Association of Bussiness Communicators (IABC) Indonesia dengn tema Towards 2023: Communicating for Impact di The Westin Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (6/12).
Menurut Emil sapaan lekatnya, dengan keadaan tersebut saat ini penting untuk komunikator melihat bagaimana afiliasi anak muda terhadap sebuah organisasi.
“Misal kita sudah tau mereka (target audiens) kita tergabung pada organisasi apa. Ini akan
memudahkan bagaimana kita akan menyampaikan pesannya. Kita bisa lihat apakah mereka saat ini bersikap individualistik atau masih terpengaruh afiliasi pada organisasi,” tambahnya.
Mantan Bupati Trenggalek ini kemudian melihat, bahwa organisasi bisa menjadi mitra
Pemerintah dalam upaya menyebarluaskan informasi-informasi.
“Karena kemarin sewaktu covid-19 meningkat kami sangat butuh mitra. Tentunya kami juga menggunakan pendekatan behavorial science untuk meluaskan informasi-informasi itu,” katanya.
Dirinya melanjutkan, bahwa hal tersebut memiliki kesinambungan dalam upaya menyebarluaskan informasi perihal kesinambungan (sustainibility).
“Saat ini banyak individu yang merasa bahwa jika melakukan hal kecil belum tentu akan
berdampak besar nantinya. Inilah pentingnya melihat afiliasi organisasi target audiens. Agar kita bisa menggerakan banyak orang,” katanya.
Dalam paparannya, Ia menjelaskan sebuah konsep Three elements of communication yang
mengatakan bahwa seseorang akan terpengaruh pada diksi (kata) sebesar 7%, pemilihan intonasi 38% dan body language 55%.
“Ini artinya atribut lebih penting daripada diksi,” tukasnya.
Dirinya melanjutkan bahwa saat ini isu isu perihal sustainability sudah mulai masuk pada dunia korporasi. Sekarang korporasi wajib melaporkan sustainibility pada annual report. Ini adalah bagian dari bussines continuity.
Diakhir, Emil mengatakan bahwa dalam mengatasi gap komunikasi antara umur yang lebih tua dan lebih muda adalah dengan memunculkan mindset saling respect.
“Kalau di Jawa Timur kita junjung tinggi yang namanya unggah-ungguh. Jadi dalam menyampaikan informasi apapun kita pegang prinsip itu. Kadang kalau di birokrasi terhalangnya karena keseganan terhadap pimpinan. Tapi saya rasa informasi sepenting apapun harus disampaikan,” jelasnya.
“Sehingga yang paling penting adalah menanamkan sikap dan mindset saling respect terhadap lawan bicara,” pungkasnya.(ac)