SURABAYA, hariansurabaya.com | Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melakukan pengecekan pelayanan di RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH). Pengecekan tersebut dilakukannya selepas meninjau hasil evaluasi perbaikan pelayanan di RSUD Dr Soewandhie Surabaya pada Kamis (8/12/2022).
Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, bahwa ada sejumlah catatan dari hasil pengecekan yang dilakukannya di RSUD BDH Surabaya. Sejumlah catatan itu di antaranya adalah soal kenyamanan penyejuk udara atau air conditioner (AC). “Bersama RSUD Soewandhie, satu terkait dengan AC. Karena ini (ruangan) terbuka, makanya tadi saya minta (RSUD BDH) untuk ditutup (supaya) AC-nya lebih dingin,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Selain terkait kenyamanan penyejuk udara, Wali Kota Eri Cahyadi juga meminta supaya jumlah kursi di dalam ruangan RSUD BDH Surabaya disesuaikan dengan pasien yang datang. Harapannya, tidak banyak kursi yang kosong sehingga ruangan akan lebih luas dan nyaman.
“Sehingga yang di dalam (ruangan) benar-benar diatur, sehingga ruangannya lebih luas, tidak banyak kursi begini. Terus (pasien) yang lainnya kalau menunggu masuk, dia harus menunggu di luar (ruang tunggu),” ujarnya.
Di samping itu, Wali Kota Eri Cahyadi juga berpesan kepada para pengunjung atau pasien yang datang agar dapat menyesuaikan dengan jam antrean. Pasalnya, dia beberapa kali menemui warga yang mendaftar antrean untuk mendapatkan layanan pukul 10.00 WIB namun datangnya pukul 06.00 WIB.
“Ini yang terjadi sehingga pelayanan jadi kacau, seakan-akan jadi lama. Tapi Alhamdulillah sekarang setelah ini dijalankan, posisinya jauh berkurang, maka jam 11.00 WIB sudah pada selesai, karena lebih teratur orangnya,” jelasnya.
Dalam pengecekannya itu, Wali Kota Eri Cahyadi juga menemukan adanya warga yang mengisi sistem pendaftaran pelayanan selama 30 hari penuh. Padahal, orang tersebut tidak datang pada hari dan waktu yang telah ditentukan dalam aplikasi pendaftaran e-health.
“Saya bilang kita bisa lihat itu lewat aplikasi, blokir orangnya. Ternyata diblokir itu ada 50 orang dan orangnya datang minta dibuka blokir. Saya minta (orang itu) untuk buat pernyataan, kalau saya tidak datang maka saya membatalkan. Kalau ternyata saya tidak datang dan tidak membatalkan, maka saya siap diblokir sampai satu bulan,” katanya.
Melalui pola tersebut, Wali Kota Eri Cahyadi berharap, ke depan warga atau calon pasien tidak asal mendaftar lalu membatalkan. Sebab, hal tersebut justru akan merugikan orang lain yang benar-benar ingin mendapatkan pelayanan di RSUD BDH.
“Kalau dia mendaftar begitu, maka dia merugikan orang lain yang mau daftar nomornya jadi ke belakang. Nah ini apa, ayo sama-sama Surabaya ini guyub-rukun, jangan merugikan orang lain dengan pola yang kita buat, bayangkan kalau ini terjadi pada diri kita,” tuturnya.
Tak hanya itu, Wali Kota Eri juga menyarankan manajemen RSUD BDH untuk memasang televisi di ruangan tunggu. Dengan begitu, warga yang datang tidak bosan saat menunggu giliran mendapatkan pelayanan. “Sama dengan (RSUD Dr Soewandhie), nanti RSUD BDH juga dikasih TV agar tidak stres saat menunggu,” ujar Cak Eri panggilan lekatnya.
Cak Eri juga meminta supaya ruangan di RSUD BDH dilakukan penataan dengan penambahan hiasan. Seperti di antaranya menyesuaikan jumlah kursi pengunjung serta pemasangan hiasan dinding. “Sehingga ruangan ini akan jadi lebih luas, kita bisa berikan tulisan-tulisan atau hiasan dinding sehingga orang berobat akan merasa nyaman,” imbuhnya.
Terakhir, Cak Eri juga mengungkapkan, pihaknya akan kembali mengembangkan aplikasi e-health. Sebab, dari hasil evaluasinya di lapangan, sistem pendaftaran online ini belum dilengkapi dengan barcode ketika tidak di-print oleh calon pasien.
“Ini lagi kita buat untuk barcodenya. Nah untuk (sementara) mempercepat itu, saya minta yang tugas di luar dengan name tagnya dia (pasien) dimasukkan, maka dia ada pilihan mana saja (poli atau dokter), kalau memang jamnya masuk itu diklik untuk mempercepat,” pungkasnya. (ac)