hariansurabaya.com | SAMPANG – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Pangdam V Brawijaya dan Kapolda Jawa Timur gerak cepat meninjau daerah terdampak banjir di Kabupaten Sampang, Madura, Senin (2/1) siang.
Sebagaimana diketahui, setelah curah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi tejadi pada 31 Desember 2022 lalu., beberapa daerah di Pulau Madura mengalami banjir. Namun saat kunjungan dilakukan, daerah-daerah yang banjir tersebut sebagian besar sudah mulai surut.
Kunjungan tersebut guna memastikan kondisi dan memetakan kebutuhan bagi masyarakat yang terdampak. Karena sebelumnya, banjir telah menggenangi permukiman warga, ruas jalan raya hingga beberapa fasilitas umum.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah menyempatkan diri berbincang, menyapa dan mendengarkan keluh kesah warga yang rumahnya terdampak banjir, tepatnya di kawasan Rong Tengah, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang.
“Jam 03.00 airnya mulai masuk ke rumah saya Bu. Tingginya 20cm airnya, dan terus naik,” kata warga kepada Khofifah.
“Sekarang tapi sudah kering nggih?,” sahut Khofifah.
Dalam kedatangannya, Gubernur Khofifah memastikan bahwa kini banjir sebagian besar sudah mulai surut dan kering. Pihaknya juga sudah menginstruksikan kepada para petugas untuk membantu membersihkan sisa-sisa lumpur dan sampah akibat luapan banjir.
Selanjutnya, Mantan Menteri Sosial RI tersebut juga meninjau Pondok Pesantren Assirojiyyah Sampang, yang berada tak jauh dari lokasi sebelumnya. Di titik tersebut, genangan air juga tampak telah surut. Selain itu, peninjauan dilanjutkan ke beberapa titik banjir lainya, diantaranya Ponpes Attaroqi 1 dan 2 Sampang dan Dapur Umum Dinas Sosial Sampang.
Dalam kunjungannya, Gubernur Khofifah berdialog bersama dengan para petugas di dapur umum yang disediakan oleh BPBD Jatim. Diketahui, dalam satu hari dapur umum mendistribusikan sebanyak 2500 nasi bungkus.
Melihat kondisi tersebut, Gubernur Khofifah menyampaikan dirinya tak memungkiri, jika saat ini intensitas hujan yang terjadi dibeberapa wilayah sangat tinggi, jika dibandingkan dengan dengan beberapa waktu sebelumnya.
“Jadi ini salah satu hal yang harus kita antisipasi bersama adalah kiriman air. Jadi tidak semata-mata hujan di satu lokasi, tapi juga kiriman air dari hulu. Ini yang memang harus dilakukan kewaspadaan secara kolektif dari semua pihak. Jadi Forkopimda, Bupati, Kapolres, Dandim, BPBD setempat dan tentu adalah elemen masyarakat secara kolektif melakukan mitigasi dan kesiapsiagaan bersama,” jelas Khofifah.
Oleh karena, dirinya meminta agar masyarakat menaati peringatan hidrometrologi dari BMKG untuk melakukan kewaspadaan bencana banjir di awal tahun. Apalagi, hal tersebut diperkuat dengan peringatan gelombang laut yang tinggi .
“Kebetulan gelombang di laut di bebe4apa area juga tinggi. Kemarin mungkin kawan-kawan sempat terkonfirmasi, ada kapal dari Lamongan mau ke Kalimantan. Ada yang memang harus menunggu 7 hari. itu sesuai dengan hasil prediksi dari BMKG untuk kewaspadaan, keselamatan, keamanan seluruh penumpang,” jelas Khofifah.
Dirinya mengingatkan, terkait segala sesuatu berbasis laut menurutnya haruslah sesuai dengan penyesuaian gelombang laut. Dimana dalam hal ini prediksi BMKG terkait bencana hidrometeorologi, yang memberikan update perubahan cuaca harus mendapatkan perhatian masyarakat.
“Rasanya tiga tahun terakhir ini harus lebih waspada, karena memang ada perubahan cuaca, perubahan iklim yang secara global, mempengaruhi kehidupan,” imbuhnya.
Lebih lanjut Gubernur Khofifah mengatakan, upaya mengantisipasi banjir juga telah dilakukan dengan melakukan pengerukan Kali Kemuning. Selain itu plengsengan dan pelebaran juga telah dilakukan.
“Nah, dari kali Kemuning itu kan ada dua muara yang ketemu nanti dekat PP. At-Taroqqi Karongan, saya pernah kesana. Waktu itu dengan pimpinan dari unit PUPR yang ada di Jawa Timur. Memang itu harus dibuatkan kanal. kalau di Jakarta itu seperti Banjir Kanal Timur karena ada pertemuan dua arus sehingga air langsung ke laut,” jelas Khofifah.
Di akhir, bersama Pangdam V Brawijaya dan Kapolda Jatim, Khofifah berharap surutnya banjir dapat memulihkan kembali kehidupan sosial, ekonomi, dan keagamaan di Kabupaten Sampang. Ia juga mengimbau masyarakat untuk memiliki kesadaran dan kewaspadaann kolektif atas lingkungan mereka.
“Kami bersama Pangdam dan Kapolda ingin memastikan bahwa kejadian banjir hari ini sudah bisa kita lihat telah surut, semoga kehidupan sosial, ekonomi, dan keagamaan di Kab. Sampang bisa pulih seperti semula,” katanya.
“Kita semua bersinergi dan tentunya semua sudah melakukan yang terbaik. Harapannya kita bisa menjaga daya dukung alam dan lingkungan kita sehingga kita bisa terhindar dari bencana banjir,” imbuhnya.
Usai meninjau dampak banjir di PP Assirojiyah dan Dapur Umum, Gubernur Khofifah juga memberikan santunan sebagai bentuk takziyah bagi salah satu korban meninggal, yakni Muhammad Romli (27), akibat tersengat listrik saat banjir terjadi di Kabupaten Sampang.
Dimana santunan tersebut diberikan langsung oleh Gubernur Khofifah kepada perwakilan keluarga korban Almarhum Muhhamad Romli, yakni Isrofil (30), yang dilakukan Pendopo Kabupaten Sampang. Santunan tersebut diberikan sebesar Rp 10 juta.
“Terima kasih Ibu Gubernur atas bantuan yang diberikan. Kami sangat-sangat merasa terbantu atas bantuan yang telah diberikan kepada kami. Serta kami mohon doanya agar almarhum diterima di sisi terbaik Allah SWT,” kata Isrofil.
Selanjutnya Gubernur Khofifah bersama Pangdam V Brawijaya, Kapolda Jawa Timur, Bupati dan Wakil.Bupati Sampang, Dabrem 084 Bhaskara Jawa melanjutkan peninjauan sekaligus silaturrahim dengan pengasuh Pesantren Attoriqi Sampang KH. Fauroq Alawy Muammad yang kemarin juga terdampak banjir cukup tinggi namun hari ini di sekitar pesantren alhamdulillah sudah surut total.
Melalui BPBD Jatim, Gubernur Khofifah juga memberikan beberapa bantuan diantaranya ratusan sembako, beras 300 Kg, Mie Instant 50 karton, Minyak Goreng 60 Liter, Sarden 230 Kaleng, Makanan Ringan (Snack) 10 Karton, 50 selimut, 50 sarung, Terpal 20 Lembar, Sepatu Boot 10 Pasang serta uang tunai.
Sementara itu Kalaksa BPBD Jatim Gatot Subroto mengatakan, adapun upaya yang telah dilakukan oleh BPBd Jatim antara lain telah melakukan assement dan melakukan koordinasi bersama dengan BPBD Kab. Sampang dan perangkat desa setempat yang terdampak.
“Sejak tanggal 29 Desember hingga saat ini kami terus melakukan pemantauan ketinggian debit air. Selain itu, kami juga telah mendirikan dapur umum di Kantor Dinsos dan PMI serta menyiagakan kendaraan mobilisasi serta peralatan untuk penanganan,” ujarnya.
Lebih lanjut Gatsu, sapaan akrabnya mengatakan, berbagai peralatan rescue BPBD Jatim juga telah disiagakan antara lain kendaraan Ranger/Rescue, Perahu Karet, Life vest dan pelampung, Alat Komunikasi, APD, Alkon / Pompa, Truk Serbaguna dan Truk Evalog.
“Selain itu terkait jumlah personil yang kami terjunkan terdapat 18 Personil TRC BPBD, ada juga dari 15 Personil Kesehatan dari Dinkes dan Pusat Krisis Kesehatan Regional Jatim, 10 Tagana Dinsos dan 8 PMI,” imbuhnya.
Selain itu, dirinya menambahkan terkait kebutuhan kesehatan bagi masyarakat Dinas Kesehatan Jawa Timur dan Bantuan Dinkes Jatim dan Pusat Krisis Kesehatan Regional Jatim juga telah menyiagakan ambulance serta obat-obatan, makanan ringan, abate, alat komunikasi serta perahu.
Sebagai informasi, penyebab dari banjir yang terjadi di Kabupaten Sampang sendiri, yakni merupakan luapan dari beberapa sungai diantaranya Sungai Panyepen, Sungai Banyumas, dan Sungai Kemuning Sampang.
Alhamdulillah, saat ini kondisi lokasi banjir di Kabupaten Sampang Senin siang, terpantau surut. Adapun beberapa lokasi di Kecamatan Sampang yang terdampak yakni di 9 Desa dan Kelurahan.
Diantaranya Ds. Pangelen,Ds. Kamuning, Ds. Karongan, Kel. Gunung Sekar, Kel. Dalpenang, Kel. Rongtengah, Kel. Karang Dalem, Kel. Polagan dan Kel. Banyuanyar. Selain itu, beberapa banjir juga merusak fasilitas umum, 3 unit pasar, 12 unit sekolah dan terminal Trunojoyo pun beberapa waktu lalu ikut terendam banjir.(ac)