hariansurabaya.com | SURABAYA – Menjelang bulan puasa dan lebaran yang sudah didepan mata, seperti biasa semua harga komoditas bahan pokok selalu mengalami lonjakan harga yang luar biasa. Dan hal inilah yang menjadi perhatian para pengambil kebijakan dan pihak terkait.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU melakukan sidak harga komoditas di Pasar Tradisional Wonokromo Surabaya bersama Satgas Pangan, Polda, Bulog dan berbagai pihak itu difokuskan untuk memantau harga kebutuhan pokok terutama minyak goreng merk Minyakita yang diisukan mulai langka di pasaran.
Berdasarkan hasil sidak yang dilakukan senin (30/1/2023) itu, mereka menemukan fakta tentang harga minyak goreng yang dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Para pegadang diketahui menjual minyak goreng Minyakita dengan harga 15 ribu rupiah sampai 17 ribu rupiah perliter atau lebih tinggi dibanding HET yang dtetapkan hanya sebesar 14 ribu rupiah per liter.
“Dari pantauan kita, selama 2 minggu terakhir ini, pasokan Minyakita mulai menurun. Kita terus awasi terkait kebijakan market obligation. KPPU akan memanggil Kementerian terkait untuk menjelaskan kondisi Minyakita yang akan didistribusikan ke pasar,” ujar Kepala Kanwil IV KPPU, Dendy Rakhmad Sutrisno.
Seperti diketahui, MinyaKita adalah merek minyak kita yang diluncurkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada Juli 2022 sebagai produk untuk menekan harga minyak goreng yang tinggi. Ketika berkurangnya pasokan Minyakita, maka para pedagang mulai kesulitan mendapatkan barang dagangan hingga akhirnya beralih ke minyak goreng curah. Dendy sendiri belum tahu pasti penyebab menurunnya pasokan Minyakita ini apakah termasuk dalam domestic obligation atau lain-lainnya.
Sedangkan untuk komoditas lain seperti bawang putih dan bawang merah harganya juga masih tinggi karena faktor cuaca. Sejauh ini, para pedagang sudah tahu harga bahan bahan pokok yang akan naik dan turun secara periodik.
Sementara Ketua Satgas Pangan yang juga menjabat Direskrimsus Polda Jatim, Kombes Pol Farman menyebut harga kebutuhan pokok masih luktuatif. Ketika harga sejumlah komoditas mulai naik, ada juga harga komoditas yang justru turun seperti cabe rawit dan telur.
Satgas Pangan Jatim juga mengimbau, terkait kenaikan harga di atas HET tidak boleh dilakukan kembali. Ke depan, pihaknya akan berkoordinasi dengan produsen, distributor menjelaskan perihal ketersediaan minyak goreng.
“Polda Jatim memastikan akan menindak pelanggar yang jauh hari-hari sudah diberi sosialisasi. Proses seperti biasa, nanti kita bisa pidanakan mereka,” ujar Farman.
Sementara Pemkot Surabaya sudah berupaya meminimalisir fluktuasi harga komoditas dengan cara bekerja sama dengan beberapa daerah penghasil, seperti Probolinggo, Gresik, Blitar dan beberapa daerah lain. Bahkan Pemkot Surabaya sudah melakukan beberapa kali operasi pasar murah di masyarakat.
“Pemkot Surabaya juga ada kegiatan Operasi Pasar yang sudah berjalan dua minggu. Dan akan tetap terus dijalankan kedepannya.” ujar Ikhsan, Sekda Kota Surabaya.
Ikhsan juga menambahkan, untuk persiapan Bulan Ramadhan yang sudah semakin dekat. Walikota Surabaya telah bekerjasama dengan beberapa daerah sebagai penghasil kebutuhan pokok.(ac)