hariansurabaya.com | SURABAYA – Ketua Pembina Yayasan Khadijah Khofifah Indar Parawansa memberikan pesan strategis saat hadir dalam Rapat Kerja Yayasan Khadijah Tahun 2024 yang diselenggarakan di Hotel Vasa, Senin (20/5/2024).
Di kesempatan ini, Khofifah mendorong seluruh sekolah di bawah Yayasan Taman Pendidikan Khadijah untuk fokus melakukan pengembangan ekosistem pendidikan berbasis teknologi digital.
Tidak hanya itu, Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 tersebut juga memesankan agar penguatan pondasi bangunan Ahlussunah Wal Jamaah terus dilakukan sejak jenjang pendidikan PAUD, TK, SD, SMP hingga SMA. Penanaman nilai-nilai Ahlussunah Wal Jamaah (Aswaja) ini harus berseiring secara harmoni dengan kurikulum Merdeka yang kini dikembangkan di seluruh jenjang pendidikan di jaringan satuan pendidikan Yayasan Khadijah.
“Semangat KH Abdul Wahab Turcham adalah menjadikan Yayasan Khadijah ini sebagai yayasan pendidikan berbasis pesantren kota. Maka Khadijah harus menjadi center of gravity Aswaja di Surabaya,” tegas Khofifah.
Untuk itu bagi para kepala sekolah, guru dan tenaga pendidikan mulai dari PAUD harus mengambil peran dalam penanaman nilai-nilai Aswaja. Karena berdasarkan penelitian akan lebih mudah merasuk penanaman sebuah nilai jika ditanamkan dalam usia dini.
“Kuncinya ada di para guru. Guru bukan hanya menyampaikan metode pembelajaran saja. Tapi juga memberikan teladan. Siswa diajak untuk praktek. Begitulah upaya kita untuk membuat Aswaja ini bisa masuk menjadi karakter siswa didik kita,” imbuh mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Menteri Sosial ini.
Penerapan teknologi ditegaskan Khofifah tidak boleh disepelekan. Perkembangan era digital teknologi yang saat ini begitu pesat dan dekat dengan para siswa didik juga harus diadaptasi dalam metode-metode pembelajaran yang ada di Yayasan Khadijah.
Metode pembelajaran yang up-to-date berseiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini sangat dibutuhkan dalam membangun generasi yang tanggap pada kondisi dan tantangan zaman.
“Dan kurikulum merdeka sangat memberikan ruang untuk guru dan juga siswa untuk mengeksplor penggunaan teknologi dalam ekosistem pembelajaran,” tegas Khofifah.
Hal ini, ditegaskannya harus diterapkan di seluruh satuan pendidikan Yayasan Khadijah. Termasuk yang saat ini sudah memiliki cabang di beberapa titik seperti SD Khadijah saat ini ada 4 unit . Khofifah ingin seluruh satuan pendidikan Khadijah memiliki dan menerapkan karakter pembelajaran Yayasan Khadijah 100 persen.
“Gravitasi Khadijah ini luar biasa. Maka karakter pembelajaran Khadijah harus dikuatkan. Jika ada empat SD Khadijah, maka semuanya harus 100 persen rasanya sama antara satu dengan yang lain,” pungkasnya.
Tidak hanya itu, Khofifah juga mendorong peluasan Yayasan Taman Pendidikan Khadijah, termasuk melaksanakan atau membuka peluang pembukaan filial sekolah Khadijah. Hal ini dikatakan Khofifah berani dilakukan lantaran saat ini sistem pendidikan di Yayasan Khadijah sudah terbentuk dan sudah dijalankan dengan sangat baik.
“Saya dulu termasuk yang kurang setuju dengan membuka cabang sekolah Khadijah di luar kota Surabaya. Namun saat ini dengan kondisi SDM yang sudah mumpuni dan standarisasi kualitas pendidikan Khadijah yang terus meningkat maka sudah saatnya Yayasan Khadijah memperluas jangkauan sekolah di berbagai daerah di Indonesia,” tegas Khofifah.
Dikatakan Khofifah sejauh ini memang sudah banyak pihak yang mengajukan diri untuk melakukan filial sekolah Khadijah. Seperti di Kalimantan Timur yaitu Samarinda, Sulawesi dan Balikpapan.(acs)