hariansurabaya.com | SURABAYA – Pendiri Patriot Garuda Nusantara (PGN) Nuril Arifin Husein (Gus Nuril) ingin ormas bentukannya itu meniru era Rasulullah Muhammad SAW, ketika menghadapi kelompok-kelompok yang saling bertikai.
Patriot Garuda Nusantara yang kini genap berusia 11 tahun itu tidak boleh berdiam diri, terutama menghadapi konflik antar sesama anak bangsa seperti yang terjadi sekarang.
“Kita harus damaikan. Kalau ada yang tak mau didamaikan, harus disikat habis. Itu tugas PGN,” ujarnya.
Sementara itu Gus Iwan Cahyono sebagai Ketua Umum Patriot Garuda Nusantara, sepakat untuk ikut turun tangan membantu mengatasi polemik yang ada. Dia berjanji akan melaksanakan perintah Gus Nuril tersebut.
Hadir dalam Rapimnas PGN di Semarang, Gus Nuril menyebut konflik bernuansa agama yang sedang terjadi sekarang ini, lebih mengarah ke proxy war.
Pihaknya meminta PGN lebih memaksimalkan peran Pasukan Pendamai Darurat (PDD) untuk meredam konflik yang mengarah ke perpecahan sesama anak bangsa tersebut.
Menurutnya beragam polemik mulai dari polemik Ba’alawi, statemen Mahfud MD tentang habaib dan pahlawan nasional, hingga pernyataan Rhoma Irama yang belakangan ramai jadi polemik di media sosial. “Sampean (anda) itu sebenarnya cuma dikibuli saja, kon (disuruh) gegeran (berantem),” ujarnya.
Dia kemudian menjelaskan tentang polemik Habib Faqih Muqadam yang konon bisa 70 kali Isra Mi’raj dalam semalam. Padahal Nabi Muhammad SAW saja hanya sekali seumur hidup melakukan Isra Mi’raj.
Dia juga menyoal tentang polemik statemen Mahfud MD yang percaya bahwa habaib yang tak ada hubungan nasab dengan Nabi Muhammad, dan kaitannya dengan pahlawan nasional.
Belum lagi soal polemik penyanyi dangdut Rhoma Irama yang belakangan membongkar nasab palsu dan kebohongan mereka tentang sejarah bangsa ini.
Menurut dia, kalau konflik seperti ini dibiarkan terus, maka ribut antar sesama anak bangsa ini akan memicu goncangan luar biasa yang sangat berbahaya bagi bangsa ini.
Dalam kesempatan itu, dia juga mengecam menteri agama yang seharusnya lebih mengerti soal agama, ternyata malah terkesan membiarkan dan tidak memberi keputusan yang benar.
“Masa negara sebesar ini, menteri agamanya tidak paham. Nggak sadar ini negara sudah hampir hancur-hancuran,” tegasnya.
Gus Nuril mengingatkan bahwa Indonesia merupakan negara paling kaya di dunia terutama dalam hal titanium. Presiden sudah mengeluarkan regulasi tentang larangan ekspor titanium, karena akan lebih diarahkan untuk kepentingan dalam negeri.
Hasil tambang itu memang menjadi rebutan negara lain, karena banyak dibutuhkan untuk industri mobil dan elektronika. Tapi meski sudah ada regulasi tentang larangan ekspor, Nuril menyebut ada laporan dunia bahwa dari Indonesia ada yang sudah menjual hingga 2,4 juta ton titanium ke luar negeri.
“Sementara kita beli pulsa ponsel untuk berantem tentang ini itu, ternyata ada maling negara yang dengan terang-terangan melakukan ekspor titanium yang sangat besar,” ujarnya.(acs)