hariansurabaya.com | SURABAYA – Di era modern yang serba cepat, tantangan bagi orang tua semakin kompleks. Kekhawatiran akan masa depan dan pendidikan anak-anak menjadi semakin mendalam, terutama di tengah perkembangan teknologi dan perubahan global yang pesat.
Menjawab kecemasan ini, Klasik bersama Center for Environmental, Social, and
Governance Studies (CESGS) Universitas Airlangga mempersembahkan Parenthink
Academy, sebuah seminar yang dirancang untuk membahas solusi pendidikan lestari yang
relevan dari masa Rasulullah hingga era modern.
Acara ini diselenggarakan pada 14 September 2024 di Majapahit Hall, Lantai 5 ASEEC
Tower Universitas Airlangga, Surabaya, dan dihadiri 60 peserta lebih dengan latar
belakang orangtua dan calon orang tua, pimpinan dan guru sekolah islam di surabaya, serta praktisi pendidikan nonformal.
Parenthink Academy menyuguhkan tiga pembicara dengan sudut pandang agama,
akademis, dan teknologi. Prof. Iman Harymawan – Ketua CESGS Universitas Airlangga
dan ayah dari enam anak homeschooling. Ustadz Abdul Kholiq – Director of SKIS
(Sekolah Karakter Imam Syafi’i) Semarang dan penulis buku Pendidikan Karakter
Nabawiyah. Aan Setianto – CEO VASCOMM dan AI Expert, yang semakin melengkapi
seminar ini dengan membahas tentang dampak dan tantangan AI dalam dunia pendidikan,
serta bagaimana orang tua bisa mempersiapkan anak-anak mereka untuk menghadapi
dunia kerja yang semakin digital.
Menurut Prof Iman, acara ini merespon kegelisahan dimana melihat perubahan industri yang begitu cepat tapi disisi pendidikan membutuhkan waktu yang lama. Terutama dari sisi regulasi.
“Ada istilah daripada mengutuk kegelapan, lebih baik menyalakan lilin.” ujar Prof Iman.
Untuk itu dia bersama beberapa rekan ingin memberi gambaran kepada orang tua maupun sekolah tentang kondisi yang ada saat ini. Terutama menggambarkan kondisi pendidikan di masa datang.
Sebagai komunitas parenting, Klasik percaya bahwa pendidikan yang lestari adalah kunci
untuk membentuk generasi yang tangguh, berempati, dan siap menghadapi masa depan.
Center for Environmental, Social, and Governance Studies (CESGS) berkomitmen menjadi
pusat studi di Universitas Airlangga untuk melakukan riset dan advokasi dalam bidang
lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan yang berkelanjutan.
Konsep keberlanjutan memiliki garis benang merah yang dapat dibangun sejak dalam perjalanan mendidik anak, untuk melibatkan peran orangtua dari rumah dan mendekatkan anak dengan realita kehidupan, sementara kebanyakan persekolahan menjauhkan anak dari realita kehidupan. (acs)