Peringati Hari Gizi Nasional, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa Berharap Peningkatan Konsumsi Protein Hewani untuk Cegah Stunting

71 views
Peringati Hari Gizi Nasional, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa Berharap Peningkatan Konsumsi Protein Hewani untuk Cegah Stunting
Peringati Hari Gizi Nasional, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa Berharap Peningkatan Konsumsi Protein Hewani untuk Cegah Stunting

hariansurabaya.com | SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat memaknai peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) ke-63 Tahun 2023 sebagai momentum untuk meningkatkan upaya penurunan angka stunting. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan konsumsi protein hewani terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.

Hal tersebut selaras dengan tema HGN ke-63 yang diperingati setiap tanggal 25 Januari ini yakni ‘Protein Hewani Cegah Stunting’.

“Protein hewani ini mengandung zat gizi lengkap, mulai asam amino, vitamin dan mineral yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga konsumsi protein hewani seperti daging, ikan, telur dan susu atau produk turunannya sangat baik dalam upaya penurunan stunting,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (25/1).

Sebagai informasi, berdasarkan data Kemenkes, stunting adalah kondisi anak mengalami gangguan pertumbuhan, sebagai akibat dari masalah gizi kronis yaitu kekurangan asupan gizi dalam waktu yang lama.

Khofifah mengatakan, perbaikan gizi ini sangat penting terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yakni sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia dua tahun. Untuk itu mengonsumsi beragam makanan bergizi dan mengandung protein hewani setiap kali makan sangat dianjurkan.

Tidak hanya saat hamil, ibu menyusui juga harus mengonsumsi beraneka makanan bergizi utamanya protein hewani agar ASI-nya berkualitas. Setelah bayi berusia 6 bulan, ASI dilanjutkan disertai dengan pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang memenuhi syarat tepat waktu dan kaya protein hewani, aman dan diberikan dengan cara yang benar.

“Jadi pencegahan stunting ini tidak hanya dilakukan saat anak telah lahir, tapi harus dimulai sejak ibu hamil atau janin masih dalam kandungan. Kemudian saat ibu menyusui, konsumsi protein hewani juga dibutuhkan agar kualitas ASI tetap terjaga,” katanya.

Kebutuhan pangan sumber protein hewani dalam piramida pedoman Gizi Seimbang, lanjut Khofifah, sebanyak 2-4 porsi perhari. Sebagai contoh daging ayam tanpa kulit 1 potong ukuran sedang yaitu 40 gram, telur ayam 1 butir yaitu 55 gram.

Susu sebagai bagian dari produk pangan hewani yang mudah dikonsumsi yaitu dengan diseduh air hangat serta mudah dan praktis untuk dikonsumsi. Namun, beberapa orang mengalami diare atau intoleransi laktosa karena minum susu hewani maka bisa mengganti dengan telur, susu kedelai, dan ikan sebagai alternatifnya.

Masalah stunting ini juga mendapat perhatian khusus dari Presiden Joko Widodo saat Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda se-Indonesia di Sentul, Bogor (17/1) lalu. Dimana dalam arahannya, Presiden Jokowi meminta Kepala daerah melakukan intervensi dalam mencegah stunting. Kemudian pentingnya pemberian protein hewani yang mengandung tinggi zat besi kepada ibu hamil, ibu menyusui dan balita saat MPASI.

Untuk itu, orang nomor satu di Jatim ini terus berkomitmen dalam upaya pencegahan stunting di Jatim. Apalagi stunting erat kaitannya dengan peningkatan kualitas SDM. Sehingga dalam upaya penanggulangan stunting ini dibutuhkan kepedulian dan komitmen dari berbagai pihak untuk bersama-sama melakukan perbaikan gizi masyarakat terutama ibu hamil, ibu menyusui dan balita.

“Kemitraan dan koordinasi ini terus dilakukan baik lintas program dan lintas sektor terkait Tim Percepatan Penurunan Stunting secara rutin. Termasuk melakukan koordinasi kegiatan Aksi Konvergensi Penurunan Stunting dari tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota dan Provinsi. Serta melibatkan peran serta organisasi kemasyarakatan, perguruan tinggi, dan organisasi profesi dalam penanganan stunting,” katanya.

Berbagai upaya lainnya diantaranya dengan memenuhi kecukupan zat besi dan folat selama kehamilan dengan memberikan Suplementasi TTD (Tablet Tambah Darah) sebanyak 90 tablet pada seluruh ibu hamil, pemantauan tumbuh kembang balita secara rutin setiap bulan, memberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bagi ibu hamil KEK dan bagi balita kurus.

“Kemudian melakukan kegiatan imunisasi dasar lengkap bagi bayi. Edukasi dan konseling pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan. Serta setiap anak berusia 6 – 23 bulan mendapat makanan pendamping ASI yangemgandung gizi seimbang terutama protein hewani,” katanya.

Upaya ini juga didukung dengan regulasi tentang penurunan stunting di Jatim yakni Pergub Jatim Nomor 68 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting terintegrasi tahun 2021-2024, serta SK Gubernur Jatim Nomor 188/977/KPTS/013/2022 tentang Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jatim periode Tahun 2022-2024.

Lebih lanjut, Khofifah mengatakan, Pemprov Jatim melalui Dinas Kesehatan Provinsi Jatim juga terus meningkatkan sosialisasi dan edukasi program ‘Isi Piringku’ di setiap posyandu di Jatim. Hal ini untuk memperkenalkan kembali Isi Piringku sesuai kelompok umur sebagai solusi pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga.

“Melalui edukasi ini kami harapkan masyarakat lebih paham pentingnya porsi gizi seimbang bagi ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan balita terutama pentingnya protein hewani. Pemberian edukasi ini akan dilakukan oleh kader yang didampingi Tenaga Kesehatan (Tenaga Puskesmas),” pungkasnya.(ac)