hariansurabaya.com | SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Bank Indonesia (BI) Jawa Timur, dan Komunitas Begandring Soerabaia menggelar Festival Peneleh 2023. Digelarnya Festival Peneleh ini adalah sebagai pemicu dalam mengembangkan wisata heritage di Kota Surabaya.
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya Wiwiek Widayati mengungkapkan alasan Peneleh dijadikan objek wisata heritage. Sebab kawasan ini merupakan kampung yang memiliki banyak kisah sejarah.
“Ini menjadi trigger (pemicu) ya, bagaimana kawasan ini benar-benar bisa mengungkit pergerakan industri pariwisata dari sisi heritagenya dan tentunya harapan kita adalah juga di sisi pertumbuhan ekonominya,” kata Wiwiek, Jumat (7/7/2023).
Dalam Festival Peneleh ada berbagai jenis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta industri kreatif. Mulai dari UMKM makanan dan minuman, handycraft, juga ada industri kreatif berupa kesenian dan sebagainya.
“Di hari ini kurang lebih ada 20 lebih UMKM, ada juga berbagai industri kreatif. Sebenarnya konsep ini adalah juga untuk memperpanjang rute susur Kalimas yang sebelumnya dari Monumen Kapal Selam (Monkasel) – Museum Pendidikan, nah hari ini kita coba kembangkan yang di Peneleh,” jelas Wiwiek.
Wiwiek menerangkan alasan rute susur Kalimas diperpanjang hingga ke Peneleh. Karena di kawasan ini terdapat banyak spot menarik, mulai Rumah Lahir Bung Karno, Rumah H.O.S Tjokroaminoto, Sumur Jobong, Langgar Dukur, Rumah Roeslan Abdulgani serta masih ada lainnya.
Dia memaparkan, spot-spot itu nantinya dapat dikelola dan dikembangkan secara berkelanjutan oleh Pemkot Surabaya bersama BI Jatim dan komunitas Begandring Soerabaia. Menariknya, pengembangan wisata heritage di kawasan ini tidak hanya melibatkan stakeholder dan komunitas, akan tetapi juga masyarakat di sekitar Peneleh.
“Jadi, itu yang akan digarap secara sustainable (berkelanjutan) untuk mengembangkan kawasan ini sebagai wisata heritage. Tidak hanya soal destinasi saja, akan tetapi juga mengedepankan industri UMKM,” paparnya.
Nantinya, akan ada paket wisata yang disuguhkan kepada wisatawan. Rencananya, paket wisata itu dimulai dari susur sungai dengan rute dermaga Siola-Peneleh, kemudian berjalan menuju ke Lodji Besar. Sesampainya di Lodji Besar, wisatawan akan diajak tour guide berkeliling perkampungan dan tempat-tempat ikonik yang berada di kawasan Peneleh.
“Ini nanti juga akan kita tawarkan ke pihak hotel dan travel. Kemarin sudah trial (diuji coba) kalau sudah clear, bisa dijual paket itu,” terangnya.
Di samping itu, Inisiator Komunitas Begandring Soerabaia Kuncarsono Prasetyo menyampaikan hal senada dengan Kepala Disbudporapar Kota Surabaya Wiwiek Widayati. Bahwa Festival Peneleh 2023 adalah sebagai pemicu, menjadikan kawasan ini tempat wisata heritage. Dalam kesempatan ini, komunitas Begandring Soerabaia berkesempatan untuk turut serta dalam perancangan wisata heritage Peneleh dalam jangka 5 tahun ke depan.
“Begandring turut serta dilibatkan oleh Pemkot Surabaya dan BI untuk merancang (wisata heritage) dalam lima tahun ke depan. Nah, ini adalah event pemantik sejak seminggu yang lalu, kemudian hari minggu besok pencanangannya,” kata Kuncarsono.
Dalam kesempatan ini, Kuncarsono ingin perancangan wisata heritage di Peneleh juga melibatkan masyarakat sekitar. Karena bagaimanapun kawasan Peneleh ke depannya akan membawa dampak baik pada masyarakat sekitar.
Pria yang akrab disapa Kuncar itu menyampaikan, rancangan besar di kawasan Peneleh ini terdapat dua program pengembangan. Yakni pengembangan fisik dan non fisik. Contoh pengembangan fisik adalah revitalisasi dan pemugaran beberapa situs bersejarah, termasuk salah satunya adalah makam eropa yang ada di kawasan ini.
“Kami juga sudah berkomunikasi dengan pihak Belanda dan pemkot menyambut baik rencana dan upaya (revitalisasi) itu. Nah, secara non fisik, itu nanti melibatkan masyarakat yang aktif di wilayah ini, itu yang penting,” sampainya.
Ada beberapa program prioritas yang sudah dijalankan di kawasan Peneleh, yaitu pembentukan sadar wisata yang melibatkan semua unsur masyarakat. Mulai dari pelatihan membuat souvenir, tour guide, dan sebagainya.
“Karena di sini juga ada walking tour yang diberi nama Peneleh Heritage Track, kemudian pasar rakyat, layar tancap, yang semuanya adalah kontribusi warga. Pasarnya dari warga, produknya dari warga, dan yang tampil juga dari warga,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Festival Peneleh 2023 adalah bagian dari event Java Coffee Culture (JCC) yang digelar oleh Pemkot Surabaya bersama BI Jatim di Jalan Tunjungan. Masyarakat juga bisa hadir menikmati berbagai menu minuman kopi hingga kuliner UMKM Kota Surabaya mulai 7-9 Juli 2023. (ac)