Cara Industri Manufaktur Bertahan Kala Situasi Pandemi

144 views
UMKM
Cara Industri Manufaktur Bertahan Kala Situasi Pandemi (foto : hariansurabaya.com)

hariansurabaya.com | Cara Industri Manufaktur Bertahan Kala Situasi Pandemi

Surabaya – Pandemi yang melanda negeri kita sampai saat ini dampaknya dirasakan berbagai pihak, termasuk pelaku UMKM. Situasi yang tak menentu juga berpengaruh terhadap omset mereka.

Agar tetap eksis di masa sekarang ini, diperlukan suatu strategi juga inovasi oleh para pelaku UMKM. Inovasi bisa dilakukan untuk sebuah produk maupun saat proses produksi serta ketika melakukan pemasaran. Hal itulah yang saat ini tengah dilakukan oleh UMKM Manufaktur binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) di Waru Sidoarjo, yaitu PT Borneo Iban Jaya Perkasa (PT Borneo).

Pemilik PT Borneo, Mashudi berbagi cerita mengenai kondisi bisnis,tantangan dan inovasi yang dijalankannya di masa pandemi. Inovasi mesin menjadi salah satu fokus Mashudi dalam menjalankan bisnisnya. Perusahaan ini adalah salah satu UMKM di Ngingas, Waru Sidoarjo, bergerak di bidang manufaktur yang didirikannya sejak tahun 2007 dengan fokus pada pembuatan komponen otomotif.

“Kalau ada inovasi mesin yang mampu mempercepat hasil produksi, kenapa tidak dilakukan inovasi tersebut,” katanya.

Ide-ide inovasi yang muncul berasal dari kepandaiannya dalam melihat situasi. Ia juga gemar menuntut ilmu. Berbagai kegiatan yang mendukung kompetensinya selalu diikuti, seperti Pelatihan Basic Mentality, Pelatihan dan Pendampingan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), Pelatihan dan Pendampingan Keselamatan dan Kesehatan Kerja & Lingkungan (K3L), Pelatihan Quality Control Circle (QCC), Pelatihan dan Pendampingan Manajemen Keuangan, Pelatihan SOP Produksi dan Pelatihan Marketing yang diselenggarakan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA).

Menurutnya, di tengah pandemi ini ada tantangan tersediri untuk perusahaannya, yakni harga bahan material yang naik. Salah satu cara yang dilakukan adalah mencari informasi dengan memperluas networking dan membeli bahan material tersebut di wilayah Jakarta.

Diakuinya hal tersebut meminimalisir dampak bisnis dari kenaikan harga yang terjadi di wilayahnya. Dia juga intens melakukan komunikasi dengan customernya sebagai strategi untuk menjemput bola agar order selalu datang.

Selain memproduksi komponen otomotif, perusahaannya juga memproduksi bracket tv serta berbagai produk logam lainnya berdasarkan permintaan dan kebutuhan pelanggan. Saat ini produknya telah dipasarkan ke beberapa wilayah, antara lain Jakarta, Solo dan Surabaya. Pasarnya mayoritas adalah after market.

Kini PT Borneo memiliki 25 karyawan, tiga diantaranya adalah anak Mashudi yang telah disiapkannya sebagai generasi penerus untuk usaha yang dirintisnya sejak nol. (id)