Berkonsep Warkop Singapore, Haujek Kopitiam Tidak Meninggalkan Sense ‘Nangkring’

63 views
Berkonsep Warkop Singapore, Haujek Kopitiam Tidak Meninggalkan Sense ‘Nangkring’ (dokpri)
Berkonsep Warkop Singapore, Haujek Kopitiam Tidak Meninggalkan Sense ‘Nangkring’ (dokpri)

hariansurabaya.com | SURABAYA – Kopitiam secara singkat dikenal sebagai warungnya orang (warga) Singapura ataupun Malaysia. Hampir tidak ada bedanya dari warung di Indonesia, suguhan kopi hitam atau kopi susu menjadi pemain utamanya.

Kopitiam berasal dari bahasa Hakka yang bermakna ‘rumah kopi’, singkat dan padat. Sesuai nama, kopitiam memiliki landasan menjadi wadah pun atau rumah untuk penikmat kopi itu sendiri.

Lokasi strategis yang berada di tengah kota Surabaya, tepatnya di lobi Crown Prince Hotel di jalan Basuki Rahmat nomor 123 – 127 menjadi satu keunggulan pertama bagi Haujek Kopitiam dalam pemasarannya. Dekat dari ragam wilayah Surabaya, juga dekat dengan gedung-gedung perkantoran.

Nama Haujek sendiri merupakan slang (plesetan) dari resapan dari bahasa Mandarin yakni; Hao Chi/Che, yang kemudian diplesetkan menjadi haujek dan disepakati bersama yang bermakna makanan yang enak atau baik untuk dimakan.

Suguhan Haujek Kopitiam tidaklah terlalu banyak ragamnya. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Theo selaku Public Relations Crown Prince Hotel Surabaya.

Ragam menu di Haujek Kopitiam Crown Prince Hotel Surabaya (dokpri)
Ragam menu di Haujek Kopitiam Crown Prince Hotel Surabaya (dokpri)

“Haujek Kopitiam akan berinovasi, namun harus kuat dulu dari pondasi. Pondasi yang saya maksud merupakan landasan dari produk otentik Kopitiam itu sendiri atau secara harafiahnya menu Kopitiam.” jelas Theo.

Dia menambahkan bahwa bahwa produk utama Haujek Kopitiam saat ini terdiri dari; Kaya Toast, Tom Yum & Kopi Butter, dan tiga menu tersebut disebut sebagai pola utama dalam produk-produk Kopitiam.

Chef Tamam selaku incharged Chef Crown Prince Hotel menambahkan bahwa menu-menu yang tersedia, terlebih untuk makanan berat, disesuaikan dengan citarasa Indonesia, namun tidak meninggalkan pangkal dari rasa masakan itu sendiri.

“Taste-nya segar-masam, pedas-manis, gurih- sedikit asin masih menjadi pangkal rasa dari Tom Yum yang kami jaga, agar tidak geser dari rasa seharusnya,” tambah Chef Tamam.

Sedangkan Theo memperjelas bahwa Haujek Kopitiam dalam segi menu-menu yang disajikan disemua kedai.

“Kopitiam kemungkinan sangat besar ada tiga produk tersebut, bukan berarti Haujek Kopitiam tidak berbeda, namun pasarlah yang menilai mana yang ‘lebih’ ditengah kesamaan yang ada,” pungkas Theo.(ara)