Puncak Resepsi 1 Abad Nahdlatul Ulama, Wakil Walikota Armuji ingat Perjuangan Ulama

21 views

hariansurabaya.com | SURABAYA – Rangkaian acara Puncak Resepsi 1 Abad NU akan digelar 24 jam nonstop. Panitia telah menyiapkan beragam kegiatan yang berjalan sepanjang hari. Mulai kegiatan yang bersifat ritual keagamaan, resepsi puncak harlah, karnaval Nusantara, panggung hiburan rakyat, bazaar UMKM hingga kuliner Nusantara selama 24 jam tanpa henti.

Puncak resepsi 1 Abad NU ini juga akan diisi oleh kegiatan-kegiatan yang spektakuler. Dimulai pukul 00.00 dinihari (7/2/2023) hingga pukul 00.00 di hari berikutnya, Rabu (8/2/2023).

Pagi harinya akan diisi dengan agenda formal Puncak Resepsi 1 Abad NU. Yang akan diisi dengan istighosah kubro serta sambutan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Dilanjutkan khutbah iftitah dari Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, sambutan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan amanat dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Dalam kegiatan pagi bakal ada penampilan marching band dan iringan musik orchestra pimpinan Addie MS, yang dipadukan dengan koreografi Denny Malik dari 12.000 anggota Banser. Juga penampilan Qosimah dan Woro Widowati. Kegiatan ini juga bakal diikuti oleh sekitar 350 ulama dunia yang mengikuti Muktamar Internasional Fiqih Peradaban di hari sebelumnya, Senin (6/2/2023) di Surabaya. Dalam kesempatan itu juga, ada pembacaan rekomendasi dari muktamar tersebut sekaligus diserahkan kepada Presiden Joko Widodo.

Tidak ketinggalan adalah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang dijadwalkan berkunjung ke Kota Surabaya selama dua hari, Senin dan Selasa (6-7/2/2023). Kedatangan Presiden ke-5 Republik Indonesia tersebut disambut antusias oleh para kader PDIP di Kota Pahlawan termasuk Wakil Wali Kota Surabaya Armuji yang juga merupakan kader senior PDI Perjuangan. Dia turut senang dan bangga atas kedatangan Ketua Umum Ibu Hj. Megawati Soekarnoputri untuk menghadiri Puncak Resepsi 1 Abad Nahdlatul Ulama.

“Kota Surabaya memiliki andil dalam rangkaian sejarah PDI Perjuangan dan Nahdlatul Ulama. Pada tahun 1993 Kongres Luar Biasa Sukolilo yang turut berjuang melawan kesewenang-wenangan Orde Baru”, jelas Armuji.

Dia menyebutnya Resolusi Jihad atau Resolusi Perang Suci yang lahir di Surabaya pada 21 Oktober 1945. Kala itu, Delegasi NU dari Jawa dan Madura hadir di kantor PB Ansor Nahdlatul Oelama (ANO) di Jalan Bubutan VI/2 Surabaya.

“Nahdlatul Ulama dan kota Surabaya juga berperan dalam mengobarkan semangat perlawanan pada 10 November 1945 untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat”, tegas Cak Ji sapaan akrabnya.

Dia berharap agar kebersamaan PDI Perjuangan dan Nahdlatul Ulama dalam menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat tetap kokoh untuk kesejahteraan masyarakat yang lebih luas.(ac/ist)