PURE-it Karya Mahasiswa UNAIR Bawa Pulang Emas dari Ajang WICE 2025 di Malaysia

5 views

hariansurabaya.com | SURABAYA – Tim mahasiswa lintas fakultas Universitas Airlangga
(UNAIR) berhasil menorehkan prestasi gemilang di kancah internasional. Mereka meraih
Gold Medal pada ajang World Invention Competition and Exhibition (WICE) 2025 – Offline
Competition yang digelar di SEGi University, Kota Damansara, Malaysia.

Tim ini beranggotakan lima mahasiswa, yakni Alia Dewi Kartika, Nithasya Rahma, dan
Dinar Rheina Rassendria dari Teknik Biomedis FST, serta Arfandi Qurrata’ain dan Doohan
Hadinata Tedja dari Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan FTMM. Dari kelima anggota,
hanya Doohan yang berasal dari angkatan 2024, sedangkan lainnya merupakan angkatan
2022.

Tim ini juga menjadi satu-satunya perwakilan UNAIR dalam kompetisi tersebut.
Inovasi Alat Deteksi CTS Kontribusi mereka diwujudkan dalam inovasi alat deteksi dini Carpal Tunnel Syndrome (CTS) berbasis sinyal elektromiografi (EMG) yang diberi nama PURE-it. Alat ini dipadukan dengan metode machine learning untuk meningkatkan akurasi analisis. Menurut tim, inovasi tersebut bertujuan membantu masyarakat mendeteksi CTS lebih cepat, praktis, dan terjangkau sehingga bisa digunakan sebagai langkah preventif sebelum penyakit berkembang lebih parah.

Perjalanan Menuju Prestasi

Sebelum WICE 2025, tim ini terbentuk dari obrolan santai lintas prodi. Mereka menemukan
titik temu antara biomedis dan kecerdasan buatan, lalu memutuskan berkolaborasi. Dalam
proses persiapan, mereka harus menyusun ide, membuat prototipe, hingga menyiapkan
laporan serta presentasi. Tantangan terbesar muncul ketika prototipe belum sempurna meski hanya tersisa tujuh hari sebelum lomba. Namun, komunikasi, koordinasi, serta semangat lintas ilmu membuat semua bisa terselesaikan tepat waktu.

Alia Dewi Kartika, selaku perwakilan tim, menyampaikan bahwa pengalaman ini terasa luar
biasa.

“Rasanya campur aduk, awalnya ingin coba sesuatu di luar zona nyaman, ternyata
justru membuka jalan sampai tingkat internasional. Bisa bertemu peserta dari berbagai negara dan belajar langsung dari inovasi mereka adalah pengalaman yang tak ternilai,” ungkapnya.

Atmosfer Kompetisi Internasional

Selama kompetisi, tim UNAIR mempresentasikan PURE-it di hadapan juri internasional.
Mereka menjelaskan konsep penelitian, cara kerja prototipe, hingga potensi pengembangan
alat di masa depan. Selain itu, mereka juga berdiskusi dan bertukar wawasan dengan peserta dari berbagai negara.

Bagi mereka, pengalaman ini bukan hanya tentang medali, melainkan juga soal keberanian
mengambil kesempatan.

“Ikut lomba internasional bukan soal siapa yang paling jenius, tapi siapa yang berani mencoba. Jangan tunggu semuanya sempurna dulu, langsung melangkah saja. Percayalah, setiap langkah kecil bisa jadi awal yang besar,” pungkas Alia. (ist)

Keterangan foto : Tim Universitas Airlangga berfoto bersama delegasi internasional seusai presentasi karya. (Foto: Narasumber)