Siap Hadapi Tantangan Krisis Pangan Dunia, Gubernur Khofifah Ajak Kolaborasi Semua Elemen Strategis Wujudkan Jatim Tetap Jadi Lumbung Pangan Nasional

13 views
Gubernur Jawa Timur
Siap Hadapi Tantangan Krisis Pangan Dunia, Gubernur Khofifah Ajak Kolaborasi Semua Elemen Strategis Wujudkan Jatim Tetap Jadi Lumbung Pangan Nasional (foto : ist)

Surabaya, hariansurabaya.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar
Parawansa menyatakan optimismenya bahwa Jatim siap menghadapi tantangan
krisis pangan dunia. Tidak hanya itu, ia juga menegaskan bahwa Provinsi Jawa
Timur bisa diandalkan sebagai Lumbung Pangan Nasional.

Bukan tanpa alasan, Gubernur Khofifah menyebut bahwa ketahanan pangan Jatim
hingga saat ini dalam posisi sangat baik, bahkan ketersediaan bahan pangan Jatim
dalam kondisi surplus dan menjadi tulang punggung nasional. Utamanya untuk
wilayah Indonesia bagian timur.

“Insya Allah Jawa Timur tetap bisa menjadi lumbung pangan nasional. Terlebih,
Data BPS terus terupdate dan koordinasi dengan kepala daerah juga terus kita
lakukan,” tegas Gubernur Khofifah dalam puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia
ke-42 Tahun 2022 Provinsi Jawa Timur, di Jatim Expo, Surabaya, Rabu (19/10)
sore.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan data BPS tahun 2020 dan 2021 Jatim menjadi
provinsi penghasil padi tertinggi nasional. Produksi padi Jatim di tahun 2021
mencapai 9,94 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).

“Mudah-mudahan di tahun 2022 ini, produksi padi di Jatim masih tertinggi di
Indonesia.Terimakasih kami sampaikan pada petani dan peternak atas kerja
kerasnya maka hasil produksi pangan kita sangat signifikan”, ungkapnya.
harapnya.

Gubernur Khofifah menambahkan, produksi daging sapi di Jawa Timur juga menjadi
yang tertinggi se Indonesia. Dengan populasi sapi mencapai 5,1 juta ekor.
Termasuk produksi Ikan tuna di Jatim juga tercatat sebagai tertinggi nasional.

“Betapa penting menjaga ketahanan pangan. Bahkan menurut saya kita sudah
waktunya masuk ke kedaulatan pangan. Maka menjaga produktivitas pangan harus
maksimal kita upayakan,” tegasnya.

Untuk itu, sejalan dengan tema Hari Pangan Sedunia ke-42 tahun ini yaitu ‘Leave
No One Behind, Better Production, Better Nutrition, Better Environment, and Better
Life’ Gubernur Khofifah mengajak memaknai faktor Better Production.

Menurutnya, untuk mencapai better production diperlukan dorongan di sektor
pertanian untuk semakin meningkatkan performa dan produktivitasnya di wilayahnya
masing-masing. Sedangkan di Jatim, kondisinya adalah hasil panen petani Jatim
masih bisa dimaksimalkan bahkan dengan kualitas padi premium lagi jika
terpenuhinya Alat Mesin Pertanian (ALSINTAN) canggih.

Untuk itu, Gubernur Khofifah memberikan solusi khusus dengan pemberian Grace Period dalam Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dikhususkan untuk pengadaan alsintan petani.

“Kalau ada sektor yang bisa mendapat KUR dengan Grace Period selama empat
tahun, maka sektor pangan terutama padi juga diharapkan bisa mendapatkan
kesempatan yang sama:, tuturnya.

Lebih detail Khofifah menjelaskan, bahwa KUR yang dimaksud kali ini adalah untuk
keperluan pemenuhan ALSINTAN yang harganya cukup mahal bagi gapoktan
secara umum. Diantaranya yaitu Harvester, Dryer, Rice Milling Unit (RMU). Maka
jika KUR-nya mendapat Grace Period, akan sangat meringankan para petani dalam
menyelesaikan cicilannya.

Dengan format pinjaman semacam ini, Khofifah sapaan akrab Gubernur Jatim ini
mengaku optimis para petani bisa memenuhi kebutuhan alat-alat pertanian yang
lebih canggih, yang tentunya bisa meningkatkan kualitas dan produktifitas hasil
panen petani.

“Para petani ini akan memiliki produksi yang lebih signifikan jika ada Harvester,
Dryer, dan RMU, sehingga produknya bisa berkualitas premium. Apalagi, memang
padi di Jatim pada dasarnya kualitasnya premium, hanya karena keterbatasan alat
seperti dryer sehingga pengeringan kurang maksimal sehingga kandungan airnya sering masih cukup tinggi sehingga saat diolah pecahnya banyak maka kualitasnya jadi medium”, urainya.

Lebih lanjut dijelaskan Khofifah, dengan adanya Harvester pun bisa mengurangi lost
produksi hingga 9- 11 persen. Dengan demikian, jika jatim produksinya hampir 10
juta ton, dengan memiliki harvester maka produksi padi Jatim bisa mencapai 11 juta
ton.

“Itulah mengapa saya usulkan supaya grace periode KUR Alsintan bisa sampai
empat tahun. Karena sudah ada yang bisa dapat grace periode di sektor lain,”
tegasnya.

Begitu juga dengan implementasi Better Nutrition. Dalam hal ini Gubernur Khofifah
mengajak seluruh Kepala Daerah bersama segenap Tim Penggerak PKK Kab/Kota
untuk menjadikan referensi dalam penurunan kasus Stunting di Jawa Timur.

“Kita bisa menjadi bapak/ibu asuh bagi satu anak yang terindikasi stunting. Ini jadi
salah satu langkah bersama untuk menurunkan angka stunting sesuai target
Presiden Jokowi, di bawah14% pada tahun 2024”, ucap Khofifah.

Sementara untuk Better Environment, Gubernur Khofifah secara khusus
mengingatkan para Kepala Daerah untuk menjaga keseimbangan dalam minat
pembangunan industri dan Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD). Serta memastikan,
untik LSD tidak digunakan untuk industrialisasi. Pastikan area industri dari lahan
tidak produktif. Tujuannya adalah untuk menjaga produktifitas dari luasan lahan yang
telah ada.

“Mohon kepada seluruh Kepala Daerah agar LSD jangan dikonversi ke industri. Cari
lahan-lahan lain yang dalam kondisi idle. Maka baru kita bisa masuk ke Better Life
sebagai implementasi yang terakhir”, tegasnya.

Dengan terpenuhinya empat implementasi tersebut, Gubernur Khofifah meyakini
bahwa bukan tidak mungkin Indonesia, utamanya Jawa Timur bisa menuju
Kedaulatan Pangan, bukan sekedar Ketahanan Pangan.

“Potensi pangan kita luar biasa, masyarakat kita luar biasa. Diberi stimulan kecil,
hasil produktifitasnya luar biasa. Jadi kita harus terus optimis tapi tetap waspada”, tandasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo mengaku takjub atas
keberhasilan Jawa Timur dalam surplus beras pada tahun 2021 lalu. Secara khusus,
dirinya menyampaikan apresiasi penuh atas kerja keras seluruh insan pertanian
Jatim yang menjadikan Jatim sebagai pemasok pangan bagi 16 daerah lainnya.

“Kami ucapkan apresiasi setinggi-tingginya karena Jawa Timur tidak hanya surplus
beras tetapi juga menjadi pemasok pangan bagi 16 daerah lain”, terangnya.

Dirinya optimis Jatim akan jauh dari Krisis Pangan. Namun, bukan menjadi alasan
untuk tidak waspada. Untuk itu, demi menjaga ekosistem pangan Jatim yang sudah
baik, pihaknya berkomitmen untuk menjaga keseimbangan di hulu dan hilir.

“Petani dan peternak harus untung, tetapi di hilirnya juga harus seimbang antara
inflasi dan pertumbuhan ekonomi”, tegasnya.

Pada kegiatan tersebut, Gubernur Khofifah juga menyerahkan penghargaan kepada
enam Bupati/Walikota atas peran dan kepeduliannya dalam Ketahanan Pangan.
Antara lain, Bupati Jombang Mundjidah Wahab di Bidang Diversifikasi Pangan,
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani di Bidang Penguatan Ketahanan Pangan dan
Bupati Magetan Suprawoto di Bidang Pemanfaatan Lahan Marjinal.

Selain itu, Bupati Jember Hendy Siswanto di Bidang Peningkatan Ketersediaan
Pangan, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana di Bidang Pengembangan
Tanaman Hortikultura dan Walikota Surabaya Ery Cahyadi di Bidang Pemanfaatan
Ruang Terbuka Hijau.

Selain itu, juga turut diserahkan Penganugerahan Kreasi dan Inovasi Teknologi
Pertanian (Krenotek Tani) Tahun 2022 kepada lima orang petani andalan Jatim.
Penghargaam diberikan atas inovasi para petani dalam membangun pertanian di
Jawa Timur dalam rangka mewujudkan kedaulatan dan kemandirian pangan.(ac/ist)