hariansurabaya.com | SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mengencerkan semangat kebangsaan guna mencegah adanya provokasi yang dapat menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat. Demi menjaga kemajemukan dan toleransi di Kota Pahlawan, Pemkot Surabaya tak henti-hentinya menjaga keharmonisan antar umat beragama, ras, suku, dan etnis agar hidup berbaur dan berdampingan.
Seperti yang berlangsung pada Sabtu (26/8/2023), Pemkot Surabaya bersama Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Surabaya menggelar Dialog Kebangsaan dengan tema “Membangun Kebersamaan dalam Bingkai Kebhinekaan” di Gedung Sawunggaling.
Mewakili Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Surabaya, Maria Theresia Ekawati Rahayu menyampaikan, Pemkot Surabaya mengucapkan terima kasih kepada Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Surabaya yang telah menginisiasi acara Dialog Kebangsaan dengan tema “Membangun Kebersamaan dalam Bingkai Kebhinekaan”.
“Sebab, Surabaya merupakan kota metropolitan yang terdiri dari kesatuan, sosial budaya, suku, ras, etnis, bahasa, dan adat istiadat, serta agama. Perbedaan tersebut merupakan kesatuan sosial yang menjadi sumber kekuatan bagi masyarakat,” kata Yayuk sapaan lekatnya.
Karenanya ia berharap, melalui kegiatan tersebut dapat mempererat tali silaturahmi antar tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh suku, tokoh adat, dan toko etnis yang ada di Kota Surabaya. “Semoga dengan kegiatan ini, kita semua dapat bergotong royong dalam meningkatkan nilai-nilai kebersamaan serta nilai persatuan dan kesatuan dalam rangka mewujudkan visi misi Kota Surabaya,” ujar dia.
Sementara itu, Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Surabaya, Hoslih Abdullah mengatakan pihaknya berperan serta dalam membantu Pemkot Surabaya dalam menjaga keamanan, ketenangan, dan ketertiban yang ada di Kota Pahlawan. Sebab, FPK Kota Surabaya juga melihat situasi belakangan ini yang muncul di media sosial, dimana pernyataan tokoh maupun figur hampir menimbulkan perpecahan.
“Terlepas dari benar maupun salah, hal itu bisa membelah kebangsaan kita. Maka di Surabaya kita tidak boleh berleha-leha. Kita berikan penguatan melalui Dialog Kebangsaan ini untuk membangun kebersamaan dalam rangka kebhinekaan,” kata Hoslih.
Hosli mengaku bahwa kegiatan dalam rangka pencegahan perpecahan harus terus dilakukan. Seperti di Kota Pahlawan yang terus menjaring suku-suku yang tinggal di Surabaya, saat ini FPK Kota Surabaya telah menjaring sebanyak 30 suku. Hal ini dilakukan untuk menyatukan semangat kebangsaan dalam menjaga dan menerapkan ideologi Pancasila.
“Target kita menjaring dan berkomunikasi, tidak hanya pada suku tetapi juga seluruh organisasi masyarakat, pemuka adat, dan pemuka agama. Semoga bisa menjadi contoh dalam menjaga kondusifitas kita bergerak terus, tentunya dengan dukungan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Pemkot Surabaya,” pungkasnya.
Sebagai diketahui, Dialog Kebangsaan kali ini diisi dengan paparan dan diskusi bersama narasumber. Sejumlah narasumber yang hadir yakni, Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Surabaya Hoslih Abdullah, Bendahara Forum Pembauran Kebangsaan Kota Surabaya Ahmad Junaedi, Pakar Komunikasi Universitas Airlangga Suko Widodo, dan Pengurus Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat Kota Surabaya Isa Ansori. (ac)