Ratna Kartika Isnuwardani: Keteguhan Iman dan Dedikasi Seorang Ners Hindu di Tengah Mayoritas Muslim

11 views
Ratna Kartika Isnuwardani: Keteguhan Iman dan Dedikasi Seorang Ners Hindu di Tengah Mayoritas Muslim (foto : ist)
Ratna Kartika Isnuwardani: Keteguhan Iman dan Dedikasi Seorang Ners Hindu di Tengah Mayoritas Muslim (foto : ist)

hariansurabaya.com | SURABAYA – Belajar di tengah mahasiswa mayoritas muslim bagi Ratna Kartika Isnuwardani, bukan sesuatu yang membuatnya kikuk. Karena di lingkunagn kerjanya pun ia sudah terbiasa seperti itu. Inilah pengakuan Ratna, satu dari 50 peserta pengambilan sumpah Profesi Ners dan Profesi Bidan di Unusa, Jumat (30/5) siang.

Dalam suasana sakral prosesi Pengambilan Sumpah Profesi Ners, yang berlangsung khidmat di hadapan para dosen, keluarga, dan tamu undangan, tampak sosok perempuan penuh ketenangan dan keteguhan ini terlihat.

Di lahirkan di Banyuwangi pada 2 Mei 1974, ibu dari dua putra ini menorehkan jejak unik dan inspiratif, sebagai salah satu lulusan Profesi Ners yang beragama Hindu, di tengah dominasi lulusan yang mayoritas beragama Islam.

“Di lingkungan kerja saya juga sama, saya minoritas. Tapi itu tidak ada hambatan, karena toleransi dan saling menghormati keyakinan di Unusa sudah sangat baik,” kata isteri dari Andrian Budi Nur Pradimmi.

Keberadaannya di tengah prosesi tersebut bukan sekadar simbol keberagaman, melainkan representasi nyata dari nilai-nilai inklusif, penghormatan terhadap perbedaan, dan kekuatan spiritualitas pribadi. Ratna menjalani seluruh proses pendidikan keperawatan dan profesi ners dengan penuh komitmen dan semangat belajar yang tak pernah padam –bahkan di usia yang secara sosial dianggap tidak muda lagi untuk pendidikan profesional.

Mengusung nilai-nilai Tri Hita Karana dalam kehidupannya –yakni menjaga harmoni dengan Tuhan, sesama, dan alam– Ratna membuktikan bahwa semangat pelayanan dalam dunia keperawatan tidak mengenal batas agama. Ia menekuni ilmu keperawatan sebagai wujud dharma dan pengabdian kepada sesama.

Di tengah suasana sumpah profesi yang kental dengan nuansa keislaman, Ratna tetap menjalani proses tersebut dengan damai dan penuh penghormatan. Ia mengucapkan sumpah sesuai keyakinannya, didampingi oleh tokoh agama Hindu, sebagai bentuk penghargaan dari institusi terhadap keberagaman agama para mahasiswanya.

“Saya merasa diterima dan dihargai sepenuhnya. Ini bukan hanya tentang menjadi perawat, tapi menjadi manusia yang utuh. Yang mengabdi dengan hati dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan di atas segalanya,” ungkap Ratna yang tercatat sebagai PNS di RSUD Dr Soetomo Surabaya, sejak tahun 1996.

Kehadirannya menjadi pengingat bagi kita semua bahwa pendidikan tinggi adalah ruang bagi semua anak bangsa untuk tumbuh, berkembang, dan mengabdi, tanpa memandang latar belakang suku, agama, usia, atau status sosial. Ratna Kartika Isnuwardani adalah contoh nyata bahwa keberagaman adalah kekayaan, dan pengabdian sejati tidak memerlukan keseragaman.(acs)