
hariansurabaya.com | SURABAYA – Gelaran Festival Ekonomi Syariah Jawa 2025 masih berlanjut di hari kedua dengan menggelar talkshow yang bertema “Halal Modest Fashion : Sinergi Industri Kreativitas dan Kesadaran Konsumen”.
Acara yang dimoderatori Kiki Prawitasari itu menghadirkan beberapa narasumber anara lain Natasha Rizky seorang public figure serta seniman dan entrepreneur, Anita Yuni Kholilah – Akademisi Islamic Fashion Institute dan Fashion Designer, Anggia Mawardi – Direktur Dialesha Indonesia Global dan Melie Indarto – Founder dan CEO KaIND, Sustainable Fashion Expert.
Pada kesempatan membuka acara, pidato dari Muhamad Nur – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat menyampaikan bahwa Indonesia yang sekarang berada di rangking ke tiga didalam pengembangan ekonomi syariah ada salah satu bagian fashion yang sekarang ada di rangking satu.
“Ada beberapa poin, tapi untuk fashion ada di rangking satu. Tentu ini sangat membanggakan kita semua. Kalau kita lihat ekonomi syariah didalam tatanan ekonomi Indonesia yang sekarang pasarnya terus meningkat diatas 25%. Pertumbuhannya juga sangat menggembirakan. Bahkan lebih tinggi dari perekonomian secara keseluruhan.” jelas Nur.
Pada kesempatan pertama adalah Melie Indarto – Founder dan CEO KaIND, Sustainable Fashion Expert yang menjelaskan bahwa saat ini modest fashion bukan sekedar gaya berpakaian, tapi sudah menjadi economic global. Yaitu ekonomi yang sudah bisa diukur dampaknya yang luar biasa besar. Di tahun ini saja sudah bisa diestimasi mencapai 2,8 trilliun US dolar. Kalau dirupiahkan bisa mencapai 45 kuadraliun.
“Dan Indonesia mempunya posisi yang sangat strategis karena pasarnya sangat besar. Dan kita menjadi salah satu produsen terbesar didunia. Disaat marketnya terus bertumbuh, potensi juga terus bertumbuh, Indonesia disini mempunya peran penting bagaimana kita mengarahkan industri modest fashion kita. Tentunya kita akan mengarahkan modest fashion kita yang stylish, infklusif dan adaptif.” jelas Melie.
Pada kesempatan kedua adalah Anggia Mawardi – Direktur Dialesha Indonesia Global yang memberi materi tentang masalah peluang ekspor dan diplomasi dagang halal.
Sedangkan kesempatan ketiga adalah Anita Yuni Kholilah – Akademisi Islamic Fashion Institute dan Fashion Designer yang fokus untuk ekosisim halal modest fashion sebagai penggerak ekonomi syariah nasional.
Sedangkan pada kesempatan terakhir, Natasha Rizky sebagai modest fashion dan bussines owner memberikan penjelasan tentang tantangan dalam berbisnis fashion dimana saat ini kita dapat gempuran fashion dari cina yang memberikan harga diluar nalar.
“Saat ini saya mempunya bussiness fashion yang bernama Alur Cerita, umurnya baru 7 tahun. Berawal dari keresahan aku sebagai seorang muslimah, yang akhirnya membuat baju sendiri dengan brand Alur Cerita.” jelas Caca, panggilan akrabnya.
Alur Cerita ini awalnya hanya menjual jilbab. Lalu seiring berjalannya waktu, bertumbuh dan akhirnya sekarang memiliki produk modes fashion syar’i. Dan Alur Cerita sempat rebrading ulang karena ingin mempunyai identitas yang kuat untuk modest fashion syar’i yang sesuai dengan syariat.
Caca menambahkan, bicara masalah tantangan adalah bicara masalah kompetitor. Jangankan dengan fashion luar negeri, sesama brand pun bisa saja bersaing. Tapi dengan campur tangan Alloh, disini brand bisa saling berkolaborasi. Bersinergi untuk meningkatkan daya jual dan daya beli.
Perjalanan Bank Indonesia dengan memberi support yang luar biasa pada UMKM-UMKM binaan yang tidak hanya sukses di nasional tapi juga di kancah international. Baik dari fashion, kain, coklat, kopi dan masih banyak lagi.(acs)












