Surabaya, hariansurabaya.com-Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Timur untuk memperkuat sektor pertanian, perkebunan dan peternakan. Harapannya, ekonomi Jatim dapat lebih cepat bangkit dan terus tumbuh secara inklusif.
Ajakan tersebut disampaikan Khofifah khususnya setelah terpilih dan dilantiknya pengurus Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Apindo pada Musyawarah Provinsi IX Apindo Jawa Timur yang diketuai Eddy Widjanarko.
Menurut Khofifah, Provinsi Jatim memiliki potensi yang besar di ketiga sektor tersebut. Beberapa potensi yang bisa diinvestasi para pengusaha seperti komoditas kopi dan kakao, peternakan sapi, hingga proses pengolahan padi menjadi beras premium.
Sektor pertanian komoditas padi misalnya, Khofifah menjelaskan, beras-beras yang dihasilkan dari padi di Jatim masih banyak yang kualitas medium. Oleh karenanya, Khofifah berharap para pengusaha bisa berinvestasi di sektor ini khususnya pengadaan dryer dan RMU (rice milling unit) sehingga bisa menghasilkan beras kualitas premium.
“Saya juga berharap ada penyiapan Alsintannya (Alat dan Mesin Pertanian), Harvester bisa membantu loss nya padi saat dipanen. Jika dipanen manual, lossnya bisa sampai 10 persen. Dengan harvester bisa dibawah satu persen,” ujar Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Minggu (23/1).
“Dengan begitu, secara otomatis produktifitas pertanian di Jatim akan meningkat, yang dibarengi dengan bertambahnya kesejahteraan para petani juga akan semakin berlipat,” imbuh Khofifah.
Pada kesempatan yang sama, mantan Menteri Sosial RI tersebut juga memaparkan, pada tahun 2021, untuk pertama kalinya produksi padi Jawa Timur tertinggi secara nasional. Yakni sebanyak 9.934.361 ton GKG. Itu artinya, Jawa Timur jadi sentra produksi beras terbesar di Indonesia.
“Saya ingin menyampaikan hal yang dilakukan sebenarnya sederhana, kalau sudah mulai musim hujan saya keliling, dan mengingatkan jangan telat menanam sesudah panen. Kalau jaraknya lama, kesusul kemarau dan genangan air tinggi,” kata Khofifah.
Untuk kopi dan kakao merupakan komoditas perkebunan yang paling dibutuhkan untuk mendukung ekspor Jawa Timur. Lantaran permintaan kopi dan kakao baik di pasar domestik maupun internasional selalu meningkat. Salah satunya Kopi Jember dan Bondowoso yang sudah masuk pasar internasional. Bahkan Kabupaten Bondowoso memiliki tagline sendiri sebagai Republik Kopi.
Khofifah juga berpesan, selesainya Musyawarah Provinsi ke-IX Apindo dan telah dilantiknya pengurus Apindo periode 2022- 2027 diharapkan dapat memperkuat sinergitas dengan Pemprov Jatim serta Pemerintah Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Timur.
“Kami berharap pengurus APINDO yang baru dilantik ini dapat melanjutkan sinergitas dan kolaborasi yang terbangun sangat baik selama ini. Tentu akan terus bersambung dalam meningkatkan produktivitas masing-masing jenis sektor usaha serta menguatkan lingkungan sekitarnya. Penguatan di lingkungan terdekat perusahaan menjadi bagian penting untuk menjaga ekosistem berusaha,” jelasnya.
Sementara Ketua Umum DPN Apindo, Hariyadi Sukamdani menyambut baik terkait penambahan dryer bagi kualitas beras para petani di Jawa Timur. “Misinya Apindo adalah mengupayakan nilai tambah dari potensi yang ada di nasional, apakah itu subtitusi impor ataukah mengolah sumber daya yang ada di Indonesia menjadi mempunyai nilai tambah lebih tinggi,” jelas Hariyadi.
Hariyadi juga menyampaikan terimakasih atas kolaborasi yang dilakukan Pemprov Jatim bersama dengan APINDO Jatim. Menurutnya, APINDO akan terus aktif bekerjasama dengan Pemprov Jatim untuk mendukung setiap kebijakan yang dilakukan oleh Gubernur Khofifah.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Ketua Dewan Pertimbangan DPP Apindo Jatim Alim Markus, Ketua Kadin Jawa Timur, Adik Dwi Putranto, serta beberapa perwakilan pejabat OPD di lingkup Pemprov Jatim dan para anggota Apindo Jatim. (hsa)