Surabaya, HarianSurabaya.com–Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya terus memasifkan layanan “Goes to School dan Goes to Kampung” ke berbagai wilayah di Kota Pahlawan.
Pelayanan yang diberi nama Jemput Bola Administrasi Kependudukan (Jebol Anduk) ini untuk melayani penduduk Kota Surabaya yang akan melakukan perekaman e-KTP.
Kepala Dispendukcapil Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji mengatakan setelah Dispendukcapil melakukan pelayanan online melalui aplikasi Klampid yang bisa diakses dari rumah, ternyata ada informasi bahwa masih ada sekian persen warga Surabaya yang belum terjangkau atau belum mendapatkan layanan tersebut. Mereka ini ada yang sudah berusia lanjut, sakit, danada yang tidak sakit tapi memang tidak memiliki handphone yang tersambung internet.
“Nah, yang belum tersentuh itulah yang kita sasar, karena kita sadar bahwa semua masyarakat harus mendapatkan pelayanan yang sama, baik yang paham atau tidak paham, baik yang tua ataupun muda. Akhirnya, kita jemput bola kepada mereka-mereka ini,” kata Agus, kemarin.
Menurut Agus, jemput bola yang dilakukan itu dibagi menjadi dua, yaitu goes to school dan goes to kampung. Bagi dia, goes to school ini penting dilakukan karena terkadang anak-anak yang sudah berusia 18 tahun masih enggan untuk melakukan perekaman e-KTP, mereka terkesan santai-santai saja meskipun belum punya KTP.
“Makanya, kita datangi mereka ke sekolah-sekolahnya, dan akhirnya mereka pun bersemangat untuk melakukan perekaman e-KTP ini,” ujarnya.
Tidak kalah penting juga goes to kampung. Layanan ini menyasar warga yang berusia lanjut, sakit, dan mereka yang tidak bisa memanfaatkan layanan Klampid. Di layanan ini, Dispendukcapil bekerjasama dengan pihak kelurahan untuk mengumpulkan warga-warganya yang belum tersentuh Klampid.
“Jadi, Pak Lurah mengumpulkan beberapa warganya di balai RW, ada yang hanya 10 orang, ada yang 15 itu dikumpulkan, lalu kita datangi kampung-kampung itu dengan armada Jebol Anduk itu,” katanya.
Sebenarnya, lanjut dia, inovasi ini sudah ada sejak dulu, namun dulu masih belum masif karena armada Jebol Anduk milik Dispendukcapil hanya ada satu. Namun, setelah mendapatkan CSR dari Bank Jatim dengan bantuan 4 armada dan 4 alat perekaman, akhirnya kini Dispendukcapil bisa lebih masif melakukan program goes to school dan goes to kampung.
“Nah, kampung itu tentu tidak hanya perkampungan, tapi juga rusun-rusun, itu kampung juga,” katanya.
Agus menegaskan, melalui berbagai program jemput bola ini, ia berharap layanan Adminduk di Kota Surabaya ini dapat menyasar kepada semua warga Kota Surabaya. “Itulah tujuan dan harapan kita bersama,” pungkasnya. (hsa)