TNI AL dan BKKBN Galakkan Program Keluarga Keren Bebas Stunting di Madura, Gubernur Khofifah Pesan Strong Partnership Wujudkan Jatim Bebas Stunting

31 views
Gubernur Khofifah: Strong Partnership Wujudkan Jatim Bebas Stunting
Gubernur Khofifah: Strong Partnership Wujudkan Jatim Bebas Stunting

hariansurabaya.com |KABUPATEN SUMENEP – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi kolaborasi TNI AL bersama BKKBN yang melakukan Program Keluarga Keren Bebas Stunting di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Selasa (18/7).

Dibuka langsung oleh KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali dan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Sumenep Achmad Fauzi di Pendopo Kab. Sumenep, program peningkatan kualitas kesehatan ini dilangsungkan selama dua hari mulai 18-19 Juli 2023 di Masalembu.

Bahkan TNI AL mengerahkan Kapal Bantuan Rumah Sakit KRI dr Radjiman Wedyodiningrat 992 yang membawa 136 Tenaga Kesehatan untuk melaksanakan operasi baksos kemanusiaan dan memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat Masalembu.

Bantuan kesehatan yang dilaksanakan antara lain Operasi Major, Bibir Sumbing, Khitanan, Operasi Katarak, hingga pengobatan gigi dan mulut.

Tak hanya itu, sejumlah kegiatan juga digelar, diantaranya penyuluhan edukasi gizi dan stunting, penyuluhan Keluarga Berencana, masak menu sehat, bakti sosial dengan penyerahan paket menu sehat untuk stunting dan Ibu menyusui.

“Kami menyampaikan terima kasih atas seluruh support, kekuatan dan energi dari TNI AL atas penguatan pada upaya penurunan stunting. Mudah mudahan seluruh kegiatan ini berjalan dengan baik dan bisa direplikasi di banyak titik daerah lain, sehingga target penurunan stunting bisa dilakukan secara signifikan dan di maksimalkan,” ucap Khofifah.

Menurutnya, penguatan yang diberikan oleh TNI AL ini menjadi energi dan kekuatan dalam upaya Pemprov Jatim menurunkan stunting bersama dengan seluruh kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur. Terutama untuk mempercepat tercapainya target penurunan stunting Jatim di angka 14 Persen di tahun 2024 mendatang.

“Jika merujuk data prevalensi stunting di Jatim, angkanya sudah konsisten mengalami penurunan signifikan. Terbukti, pada tahun 2020, prevelensi stunting di Jatim mencapai 25,6 persen. Kemudian tahun 2021 turun 23,5 persen, dan di tahun 2022 kembali turun menjadi 19,2 persen. Angka yang terus turun ini, patut disyukuri karena saat ini telah dibawah standar WHO di angka 20 persen,” tandas Khofifah.

Berdasarkan data survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan Kabupaten Sumenep merupakan salah satu kabupaten/kota dengan prevalensi stunting masih diatas angka Jatim yaitu sebesar 21,6%. Tetapi penurunannya sangat signifikan dibanding tahun sebelumnya (2021).

Khofifah menjelaskan, bahwa Kab. Sumenep yang memiliki pulau terpencil dan terbanyak di Jawa Timur menjadi tantangan tersendiri dalam penanganan stunting. Sehingga, kehadiran KSAL bersama tim diyakini dapat membangun penguatan diberbagai titik layanan kesehatan.

” Strong Partnership seperti saat ini menjadi kunci didalam penurunan angka stunting di Jawa Timur,” tegasnya.

Selain itu, lanjut Khofifah, periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) harus difahami sejak dini yang dimulai sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Ini penting, untuk memastikan ibu dan janin yang dilahirkan sehat. Karenanya, substansi inilah yang harus difahami oleh masyarakat yang akan berkeluarga.

“Edukasi dan pemahaman yang utuh harus terus disampaikan demi mengantisipasi peningkatan kenaikan stunting di Jatim. Langkah mitigatif dan edukasi seperti inilah yang terus dilakukan oleh Pemprov Jatim. Termasuk, langkah antisipatif kepada calon pengantin,” tegasnya.

Di hadapan KSAL, Khofifah menyebut upaya menurunkan stunting juga dilakukan oleh banyak unsur di Jawa Timur termasuk Baznas Jatim hingga Ika Unair.

Dimana, secara khusus Baznas Jatim akan membersamai kegiatan bakti TNI AL baik di Sumenep dan di Kepulauan Masalembu. Begitu juga, dengan IKA Unair akan ikut turun memberikan layanan kesehatan bersama TNI AL.

“Terima kasih, semoga upaya sinergis antar berbagai pihak ini bisa mewujudkan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat di Jawa Timur,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali turut menekankan bahwa kunci dari pencegahan stunting adalah peningkatan kualitas hidup generasi muda.

“Bangsa yang sejahtera dapat dilihat dari kualitas hidup generasi mudanya. TNI AL berkomitmen menyediakan akses kepada layanan kesehatan dan dukungan lainnya yang dapat menyukseskan program ini,” sebutnya.

“Mari kita terus bergerak maju dalam memberikan perubahan. Saya menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh komponen masyarakat yang telah berkontribusi,” tutupnya.

Meneguhkan tekad menurunkan stunting, di kesempatan itu KSAL Laksamana TNI AL Muhammad Ali juga dikukuhkan sebagai Bapak Asuh Stunting. Begitu juga dengan Ketua Umum Jalasenastri Fera Muhammad Ali menjadi Bunda Asuh Anak Stunting.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Republik Indonesia dr Hasto Wardoyo menyebutkan, Pembangunan Keluarga adalah pondasi utama tercapainya kemajuan bangsa. Karenanya, pencegahan stunting harus menjadi prioritas di tiap daerah dan melibatkan sinergi banyak pihak.

Hasto Wardoyo pun mengapresiasi capaian Jawa Timur di bawah kepemimpinan Gubernur Khofifah. Sebab, dari angka 23,5% Stunting di Jatim menurun menjadi 19,2%. Bahkan, angka Stunting di Kabupaten Sumenep menurun dari 29% ke 21,6%.

“Saya yakin gerakan bersama BKKBN didukung oleh TNI AL dan Pemerintah Daerah adalah tugas mulia untuk membangun anak bangsa, demi generasi yang cerdas. Penurunan Stunting di bawah kepemimpinan Ibu Gubernur ini luar biasa. Kita doakan Jatim di 2024 bisa mencapai angka di bawah 14%,” ujarnya. (ac0