hariansurabaya.com | KENDARI – Untuk meningkatkan semangat kebersamaan, soliditas dan kompetensi anggota. IDI melaksanakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IDI ke-3 dan IIDI ke-16 bertema IDI REBORN: “Bangkit dan bersatu untuk harkat profesi dokter dan Rakyat Indonesia” pada 21-25 November 2023 di Hotel Claro Kendari.
Sebagai tuan rumah Rakornas ID kali ini adalah IDI wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra). Kegiatan ini terbagi menjadi 5 sesi, yaitu Wellcome Dinner (21/11), Rakernas (22-23/11), mini simposium (22/11), city tour & gala dinner (24/11) dan fun walk & senam sehat (25/11).
Kegiatan ini diikuti sekitar 800 orang peserta yang berasal dari PB IDI, perwakilan IDI wilayah maupun perhimpunan dan keseminatan yang ada di seluruh Indonesia.
Peserta perwakilan dari Perdokla dan Kolegium pada Rakernas IDI ke-3 terdiri dari ketua kolegium kedokteran Laksma TNI (purn) DR. Dr. Harmin Sarana, MM, FS, SpB(K), SpKL. Subsp. KT(K), Ketua Bidang Kemitraan dan kerjasama sekaligus ketua Bidang Humas, Publikasi dan pengabdian masyarakat Perdokla Kolonel Laut (K) Dr. dr. Hisnindarsyah Sp.KL subsp.KT(K), SE M.Kes MH. C.FEM, FISQua FRSPH dan Dr. Wahyu Sulistya Affarah, MPH, SpKL. Subsp. PP(K), anggota Bidang Humas, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat.
Rangkaian kegiatan diawali seminar awam bertema “Deteksi Dini & Terapi Kanker Payudara & Kanker Serviks”. Seminar awam ini dibawakan dr.M.Yadi Permana Sp.B., Subsp. Onk (K) dan dr. Ulul albab, Sp.OG.
Dilanjutkan welcome dinner di kantor walikota Kendari mulai pukul 19.00 wita yang dibuka oleh Asmarata Tosepu AP.MSi selaku PJ Walikota Kendari. Dengan hiburan satu kolosal medula choir, angklung, musik bambu dan masih banyak lagi.
Rakernas IDI ke-3 dan Raker IIDI ke-16 dibuka langsung oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof Dr Muhajir Effendi M.AP. Sambutan dari ketua PB IDI wilayah Sulteng Dr. Laode Rabiul Awal SpB, Ketua Umum PB IDI Dr dr. Adib Chumaidi SpOT FICS, Ketua Umum IIDI serta Sekdaprov yang mewakili Gubernur Sultra.
Acara selanjutnya yakni mini simposium dengan topik etik kedokteran dan dilanjutkan 4 topik menarik lainnya. Simposium diikuti puluhan peserta yang didominasi general practioner dari luar dan dalam Kendari.
Juga dilakukan plenary lecture mengenai “Peran dan Kolaborasi Dalam Penanganan dan Pencegahan Stunting” yang dibawakan Kepala BKKBN dan diikuti 2 Menteri lainnya. Kemudian acara dilanjutkan dengan sidang pleno dan sidang komisi.
Sidang pleno, Kamis (23/11) dilanjutkan dengan bidang komisi yang dibagi ke dalam 6 komisi. Setelah berdiskusi, hasil diskusi akan dibawakan dalam sidang pleno selanjutnya.
6 komisi, yaitu komisi A: AD/ART dan tata laksana organisasi, komisi B: Pendidikan dokter dan CPD, komisi C: Pelayanan Profesi Kedokteran, komisi D: etika, disiplin dan hukum, komisi E: Kebijakan Organisasi, komisi F : Rekomendaai dan Pembahasan GBPP.
Dalam sidang komisi C tentang pelayanan profesi dokter, Ketua Kolegium Dr.dr. Harmin Sarana SpB, SpKL Subsp KT(K) menyampaikan, perlunua kejelasan aturan kompetensi profesi agar tidak terjadi overlapping antara permen yang ada seperti perbedaan aturan permenkes dan permenaker.
“Sehinga perlu perhatian terkait keprofesian perlu diperhatikan level kompetensi, penguatan penambahan, overlapping dan share kompetensi,” katanya, Sabtu (25/11/2023).
Di komisi yang sama, Dr.dr. Hisnindarsyah Sp.KL subsp, SpKT(K), SE M.Kes MH C.FEM,FISQua FRSPH menyampaikan tentang perlunya dipertimbangkan untuk memasukkan profesi dokter Spesisialials di Layanan Primer.
“Karena dalam buku panduan renumerasi yang rersusun tahun 2023, tarif layanan hanya ada di level RS. Sedangkan di layanan primer, belum dimasukkan,” ujarnya.
Dr.dr .wahyu Sulistya Affarah MPH Sp.KL subsp.PP(K), mendapat kepercayaan sebagai sekretaris sidang komisi E bidang kebijakan organisasi. Dr.dr Affarah SpKL, mendapat kesempatan menyampaikan hasil rekomendasi sidang komisi E di Rapat Pleno.
Dan ini menunjukkan bahwa keberadaan Spesialis Kedokteran Kelautan (Sp KL), memberi kontribusi nyata bagi organiasasi profesi dan masyarakat.(ac)