Menikmati Ramen Yang Halal di Guri Ramen Surabaya

237 views
Menikmati Ramen Yang Halal di Guri Ramen Surabaya (foto : hsc/avy)
Menikmati Ramen Yang Halal di Guri Ramen Surabaya (foto : hsc/avy)

hariansurabaya.com | SURABAYA – Ramen adalah salah satu makanan kekinian yang sangat digemari, termasuk warga Surabaya. Sebagai makanan khas Jepang, Ramen sudah demikian akrab di telinga maupun lidah penyuka kuliner. Makanya tidak heran, banyak bermunculan resto dengan menu ramen akhir-akhir ini.

Tapi meskipun banyak yang suka, ada yang beranggapan bahwa ramen identik dengan lemak babi dan mirin. Yang notabene termasuk makanan non halal. Padahal penyuka ramen berasal dari segala lapisan masyarakat.

Sehingga peluang ini dilirik oleh Guri Ramen yang merupakan satu diantara tempat makan ramen yang halal di Surabaya. Kedai Guri Ramen mulai dirintis di jalan Raya Mulyosari Surabaya, yang sampai saat ini sudah memiliki lima cabang di Surabaya dan dua di Malang.

Selain halal, Guri Ramen terkenal dengan kuah yang kental. Cita rasanya medok dengan topping yang melimpah. Hanya dengan harga sekitar Rp 35 ribu, sudah bisa menikmati semangkuk saitama tori ramen yang berisi homemade ramen, ayam panggang, jagung, narutomaki, katsuobushi, nori, daun bawang dan kuah kaldu spesial.

Ramen yang merupakan home made alias dibuat sendiri itu, dipadu dengan kuah miso yang terbuat dari kaldu ayam, ikan, dan daging sapi. Tekstur atau konsistensi kuah yang ringan memberikan rasa gurih yang khas hasil dari pengolahan selama 8 hingga 10 jam.

“Basicnya miso jadi bisa lebih diterima juga di lidah anak-anak. Kalau yang suka kuah yang thick (tebal) lebih ke kari. Ramen kami halal MUI,” jelas Andre Winyota owner dari Guri Ramen.

Lokasi kedai Guri Ramen di Raya Darmo Permai I No 2 Surabaya, cukup strategis karena di pinggir jalan dan mudah terjangkau.

Andre dan istri – Sherly Jessica, tampak detail dalam merintis usahanya tersebut. Ketika memilih telur pun, melalui proses memasak yang cukup lama untuk menghasilkan rasa bumbu yang pas. Bahkan Andre cukup gigih dalam mencoba berbagai resep hingga menemukan karakter rasa yang diinginkan dan dapat diterima pelanggan.

Sedangkan Sherly berperan sebagai Brand Manager, tidak hanya suport, dirinya juga turut andil dalam memberikan ide packaging, konsep dan brand maketing yang saat ini dibutuhkan dalam pengembangan bisnis.

Perjalanan bisnis Andre dan Sherly cukup berliku. Termasuk ketika masa Covid-19 yang mengharuskan kedai mereka tutup dan hanya melayani online yang tidak bisa diharapkan. Tapi mereka tetap bertahan. Bahkan tidak sampai mengurangi alias memecat karyawan.(ac)