hariansurabaya.com | SURABAYA – Dalam rangka memperingati World Polio Day, Rotary Club di Surabaya menggelar kampanye pentingnya vaksinasi dan pin polio di Kota Lama Surabaya pada Sabtu (26/10/2024). Kegiatan ini diikuti lebih dari 600 peserta dan diisi dengan sesi berolahraga zumba. Turut hadir Thomas Aquinas – Rotary National PolioPlus Committe Chair untuk Indonesia.
Normansyah Bagus Cakraningrat selaku Project Officer World Polio Day menyebut, kegiatan ini setiap tahun digelar oleh Rotary Club di Surabaya. Tahun lalu di Jalan Tunjungan dengan konsep fun walk, kali ini berolahraga zumba sambil mengkampanyekan pentingnya vaksinasi polio pada anak.
“Kita kerjasama dengan dinas kesehatan untuk pelaksanaan pin polio dan sekarang lebih banyak kampanye ke daerah-daerah. Kampanye untuk memberantas polio ini karena di Indonesia belum zero case polio. Ada teatrikal, ada juga sedikit himbauan atau campaign polio. ” ungkapnya.
Normansyah menyebut, secara umum Polio sudah terkendali di Pulau Jawa dibanding luar Jawa. Sebab, sarana sudah merata, banyak dokter dan fasilitas yang mumpuni, jadi selain di Pulau Jawa, Rotary Club di Indonesia juga fokus sosialisasi di luar Pulau Jawa.
Di Surabaya, tak hanya mengkampanyekan vaksinasi polio dan pin polio. Tetapi dengan digelarnya peringatan World Polio Day di Kota Lama Surabaya, sekaligus mengenalkan destinasi wisata baru.
“Kita juga membantu mempromosikan taman sejarah, sebab anggota Rotary yang datang tidak hanya dari Surabaya, ada yang dari Batu, Sidoarjo, Bali yang juga ingin tahu Kota Lama Surabaya,” ungkapnya.
Ia berharap dengan kegiatan ini, masyarakat lebih sadar karena polio belum ada obatnya tetapi bisa ditanggulangi sejak dini. Sehingga ketika ibu-ibu yang memiliki anak belum polio bisa tergerak untuk melakukan vaksinasi.
Sementara itu, Suzana Chandra selaku District Governor rotary D-3420 menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian perjuangan dari Rotary melawan polio yang sudah sejak 40 tahun lalu, sejak 1979.
“Ini merupakan sosialisasi yang kami lakukan pertama di Sumba 600 peserta, Bali dengan 1.500 peserta, Semarang hampir 1000 pentingnya, Surabaya dan Solo selanjutnya untuk mensosialisasikan pentingnya vaksin polio ke anak berusia dibawah lima tahun ,” jelasnya.
Suzana mengatakan, 2014 Indonesia dinyatakan free polio. Namun selama tingkat level higienitas dan sanitasi yang buruk kemungkinan pencemaran virus polio terjadi. Terbukti dengan outbreak di Papua dan Sidoarjo. Kenapa Rotary terus mengkampanyekan, karena kalau belum habis virus akan tetap ada.
Oleh karenanya dengan kegiatan ini, ia mengkampanyekan bahwa penting vaksinasi polio, penggalangan dana, dan bisa menjadi duta end polio. Sehingga sama-sama menyebarkan semangat sehat bersama untuk menuntaskan polio.
“Kami akan terus ingatkan masyarakat terhadap pentingnya vaksinasi pada anak-anak, terutama yang usianya di bawah lima tahun,” pungkas Suzanna.(acs)