hariansurabaya.com | SURABAYA – Jawa Timur kembali mengukuhkan diri sebagai provinsi penghasil durian terbesar di Indonesia, dengan total produksi mencapai 488.356 ton per tahun. Sentra utama produksi durian di provinsi ini mencakup daerah Malang, Pasuruan, dan Probolinggo, yang dikenal sebagai penghasil durian berkualitas tinggi dan memiliki potensi besar untuk ekspor.
Menanggapi pencapaian ini, Gubernur Jawa Timur terpilih, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan bahwa dirinya telah menyiapkan strategi besar untuk menjadikan durian sebagai komoditas unggulan ekspor sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani durian. Fokus utama yang akan dijalankan setelah pelantikannya mencakup peningkatan produksi, penguatan ekosistem agribisnis, serta ekspansi pasar ekspor.
“Durian bukan hanya kebanggaan Jawa Timur, tetapi juga potensi ekonomi yang luar biasa. Permintaan dunia terhadap durian, terutama varietas premium seperti Musang King dan Black Thorn, terus meningkat, khususnya dari Tiongkok hingga Timur Tengah. Kami ingin memastikan bahwa durian Jawa Timur siap menjadi pemain utama dalam ekspor dan membawa manfaat ekonomi bagi para petani,” ujar Khofifah.
Sebagai langkah awal, Khofifah menargetkan peningkatan produksi dan kualitas durian di sentra utama Jawa Timur. Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mempermudah akses petani terhadap bibit unggul, serta memberikan pendampingan dalam penerapan teknologi pertanian modern.
“Kami ingin para petani memiliki akses terhadap teknologi terbaik agar hasil panennya tidak hanya melimpah, tetapi juga memenuhi standar ekspor. Oleh karena itu, kami akan menggandeng akademisi, pakar pertanian, serta perusahaan agribisnis untuk mendampingi petani dalam seluruh proses budidaya,” jelasnya.
Selain fokus pada kualitas dan produksi, Khofifah juga menyoroti pentingnya pengembangan varietas durian lokal unggulan agar semakin dikenal di pasar internasional. Ia menekankan perlunya sertifikasi dan paten varietas durian khas Jawa Timur, sehingga memiliki nilai tambah di pasar global.
Tidak hanya itu, untuk memastikan kelancaran ekspor, ia menegaskan bahwa penguatan rantai pasok dan infrastruktur logistik menjadi prioritas utama. Pihaknya akan mendorong pembangunan fasilitas pengolahan pascapanen, memperkuat jaringan distribusi, serta bekerja sama dengan eksportir guna memperluas pasar ekspor.
“Kami tidak hanya ingin durian Jawa Timur unggul di dalam negeri, tetapi juga menjadi komoditas ekspor yang dicari di pasar dunia. Oleh karena itu, kami akan memastikan bahwa dari hulu ke hilir, ekosistem industri durian Jawa Timur berjalan optimal,” tambahnya.
Khofifah berharap bahwa dengan berbagai langkah strategis ini, Jawa Timur tidak hanya mempertahankan predikatnya sebagai penghasil durian terbesar di Indonesia, tetapi juga mampu membawa durian premium Jawa Timur menembus pasar global secara berkelanjutan. Ia juga optimistis bahwa program ini akan memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan petani, pertumbuhan ekonomi daerah, serta memperkuat posisi Indonesia dalam industri durian internasional. (acs)