XL Axiata Dukung Sekolah Darurat dan Pusat Komando Penanggulangan Bencana

266 views

MATARAM – Proses pemulihan kondisi pasca gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat, terus berlanjut. PT XL Axiata Tbk (XL Axiata), yang didukung secara penuh oleh Axiata Group, berkomitmen untuk terus mendukung proses pemulihan pasca gempa yang melanda pada Juli – Agustus 2018 lalu tersebut. Komitmen tersebut diwujudkan dengan penyerahan sejumlah bantuan, termasuk untuk penguatan kapasitas penanggulangan bencana, penyediaan sarana dan prasarana sekolah darurat, juga bantuan untuk warga korban. Direktur Teknologi XL Axiata, Yessie D Yosetya, menyerahkan donasi secara langsung kepada Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, di Mataram, Rabu (10/10).

Yessie mengatakan, “Lombok adalah wilayah yang spesial bagi XL Axiata. Kami telah sekian lama melayani masyarakat Lombok dan NTB pada umumnya, dan pelanggan kami di sini sangat loyal. Karena itu, saat gempa terjadi, kami ikut pun merasakan duka warga. Kami beserta Axiata Group sebagai induk perusahaan, berkomitmen untuk terus ikut serta dalam upaya pemulihan kondisi pasca gempa hingga nanti benar-benar pulih. Untuk itulah, hari ini kami menyerahkan donasi lanjutan yang disesuaikan dengan kebutuhan masa recovery, termasuk perangkat untuk sekolah darurat dan juga perangkat komunikasi untuk upaya menanggulangan bencana.”

Menurut Yessie, untuk donasi lanjutan ini XL Axiata telah berkonsultasi dengan pemerintah daerah agar donasi yang dikirimkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Untuk keperluan sekolah darurat, XL Axiata ikut menyediakan 4 tenda peleton yang bisa dipakai sebagai ruang kelas atau administrasi darurat dengan daya tampung hingga 40 orang. Selain itu ada juga 8 tenda komando berkapasitas 20-an orang. XL Axiata juga menyediakan perlengkapan pendukung sekolah lainnya, seperti meja dan kursi, serta alat-alat tulis.

Bahkan, sekolah darurat ini juga dilengkapi dengan fasilitas akses internet cepat program Gerakan Donasi Kuota. Setiap sekolah akan mendapatkan paket kuota 20 GB setiap bulan selama setahun. Dengan demikian, meski dalam kondisi darurat, anak-anak yang bersekolah di tempat itu bisa tetap mendapatkan fasilitas belajar yang memadai agar tidak tertinggal dari sekolah lainnya. Akses internet ini juga diberikan kepada sejumlah sekolah lainnya yang tidak berada di tenda darurat. Total ada 12 paket Gerakan Donasi Kuota yang XL Axiata serahkan.

Dukungan untuk sekolah darurat ini diinisiasi oleh XL Axiata setelah melakukan peninjauan langsung di lokasi bencana, yaitu Lombok Barat, Lombok Utara, dan Lombok Timur. Tim XL Axiata menemukan kebutuhan untuk sekolah darurat karena banyak sekolah yang rusak di kedua area tersebut. Berdasarkan masukan dari para pemangku kepentingan setempat, terutama pada pengelola sekolah dan masyarakat, maka disepakati untuk mendirikan sekolah darurat dari tenda sembari menunggu pembangunan kembali bangunan yang permanen.

Ada 9 sekolah yang akan memanfaatkan sarana sekolah darurat ini. Di Lombok Barat ada MTS dan MA  Raudlatul Muslimin di Desa Sandik, Kecamatan Batu Layar, serta MTS dan MA Riyadlusshibiyan di Desa Lendang Re, Kecamatan  Lembah Sari. Di Lombok Utara ada MTS dan MK Maraqtta’limat di Desa Sidutan, Kecamatan Bayan. Sementara itu di Lombok Timur ada MI, MA, dan MTS di Desa Belanting, MI Nadhatul  Wathan Sa’adatul Istiqomah, dan SMA Islam Sugian, Kecamatan Sambelia. Sekolah darurat dipakai secara bergantian dari pagi hingga sore hari.

Selain peralatan dan perlengkapan sekolah, XL Axiata juga menyelenggarakan program pemulihan kondisi psikologis (trauma healing) anak-anak di sekitar lokasi sekolah darurat. Program ini bertujuan untuk memulihkan kondisi mental anak-anak korban bencana, sekaligus memotivasi mereka untuk bangkit. Tim XL Axiata untuk program ini juga menyelenggarakan program kegiatan di luar jam sekolah untuk meningkatkan motivasi anak-anak tersebut. Tim pengajar kedua program ini adalah para mahasiswa sejumlah perguruan tinggi di Lombok, di bawah koordinasi XL Axiata.

Bantuan tenda juga XL Axiata salurkan kepada warga di Lombok Timur, Lombok Utara, dan Sumbawa. Tenda ini ukurannya lebih kecil, untuk menampung kurang dari 10 orang dan berfungsi sebagai sarana darurat pengganti rumah yang rusak. Agar efektif dan tepat sasaran, penyaluran tenda ini berkoordinasi dengan aparat setempat yang menangani pengungsi. (ist)