Mojokerto, hariansurabaya.com | Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mendampingi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat meninjau kebun tebu sekaligus
berdialog dengan sejumlah petani tebu lokal di area lahan tebu Temu Giring PTPN X di Desa Batankrajan, Gedeg, Kab. Mojokerto, Jumat, (4/11).
Didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Direktur Utama
Pertamina Nicke Widyawati, dan Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani,
Presiden Jokowi mengatakan, kondisi tanah di area lahan tebu Temu Giring yang akan
ditanam tebu sangat subur dan kualitasnya sangat bagus.
“Di sini tanahnya sudah sangat subur dan sangat bagus. Bahkan, tebu yang sudah ditanam selama 26 hari hasilnya luar biasa. Bisa kita lihat hasilnya luar biasa.” tuturnya.
Melihat potensi tebu yang sangat baik di Indonesia, Presiden Jokowi akan menyiapkan lahan seluas 700 ha untuk mendukung swasembada gula.
“Kalau kita menyiapkan 700 ribu ha, kita akan mandiri dan kita akan swasembada gula dalam 5 tahun ke depan.” tegasnya.
Presiden Jokowi menambahkan, penanaman tebu seluas 700 ha sangat potensial di sebagian besar wilayah Indonesia, salah satunya Jatim, Jateng dan Jabar. Ke depan, penanaman tebu akan diluaskan ke luar Pulau Jawa. Sebab, kata Jokowi, lahan seluas 700 ha bukanlah lahan yang kecil.
“Saat ini baru dapat 180 ha. Kita butuh 700 ha. Dengan sekuat tenaga akan saya siapkan.” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menambahkan, Jatim
merupakan basis pabrik gula dan basis petani tebu. Luas perkebunan tebu di Jatim kurang lebih hampir mencapai 50 persen luas perkebunan tebu nasional. Dengan demikian, Jatim menjadi barometer dan kunci kebangkitan gula nasional.
“Ke depan kami juga berharap agar swasembada gula di Indonesia ini benar-benar bisa
terwujud sesuai harapan Presiden Jokowi.” tuturnya.
Lebih lanjut, pabrik gula di Jawa kurang lebih 80% dipasok Tebu Rakyat, sehingga
ketergantungan kepada Petani Tebu Rakyat tinggi. Oleh sebab itu perlu ditentukan model dan kualitas hubungan kemitraan Pabrik Gula dan Petani. Menurut Emil, seluruh Direksi Perusahaan Gula perlu membentuk kesepakatan yang akan diimplementasikan pada musim giling tahun 2022.
“Dalam pelaksanaan implementasi kesepakatan Tim Pengawasan Program Peningkatan
Rendemen dan Hablur Tanaman Tebu (TP3RH) akan mengawal dan memberikan
rekomendasi secara transparan guna membentuk kondisi giling yang lebih kondusif.” jelasnya.
Sebagai informasi, produksi tebu tahun 2021 mengalami kenaikan baik dari luas areal, tebu tergiling, produksi gula dan rendemen. Tercatat tahun 2021, produksi tebu di Jawa Timur mencapai 14.767.763 ton atau 47,63 persen dari keseluruhan produksi gula nasional dan menghasilkan gula sebesar 1.087.415 ton.(ac)