Kemiskinan Jatim September 2022 Y-o-Y Turun 0,1 Persen, menurut Gubernur Jawa Timur Khofifah justru Ketimpangan Juga Turun Secara Merata

19 views
Kemiskinan Jatim September 2022 Y-o-Y Turun 0,1 Persen, menurut Gubernur Jawa Timur Khofifah justru Ketimpangan Juga Turun Secara Merata
Kemiskinan Jatim September 2022 Y-o-Y Turun 0,1 Persen, menurut Gubernur Jawa Timur Khofifah justru Ketimpangan Juga Turun Secara Merata

hariansurabaya.com | SURABAYA – Tingkat kemiskinan Jawa Timur September
2021-Septemper 2022 year on year turun sebesar 0,1 persen. Bahkan secara umum selama 10 tahun terakhir sejak September 2012 sampai September 2022, tingkat kemiskinan Jawa Timur turun dari 13,08 persen menjadi 10,49 persen.

Hal itu sebagaimana rilis BPS Jawa Timur tanggal 16 Januari 2023 yang disampaikan
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Jumat
(20/1/2023), siang. Ia menegaskan bahwa penurunan kemiskinan terus menjadi program
pokok dan prioritas dalam setiap upaya penyejahteraan warga masyarakat Jawa Timur.

“Berdasarkan data rilis dari BPS tanggal 16 Januari 2023 , year on year September 2021
sampai September 2022 kemiskinan Jatim mengalami penurunan 0,1 persen. Pada tahun
2021 tingkat kemiskinannya adalah 10,59 persen, sedangkan tahun 2022 turun menjadi 10,49 persen.” tegas Gubernur Khofifah.

Lebih lanjut Gubernur Khofifah yang juga mantan Menteri Sosial ini mengatakan, sepuluh
tahun terakhir kemiskinan Jawa Timur menunjukkan tren penurunan yang signifikan. Kecuali di bulan September 2013, Maret 2015 dan September 2022 yang mengalami kenaikan dibanding semester sebelumnya.

“Meski terjadi kenaikan dibanding Maret 2022 , namun pada September 2022, persentase
penduduk miskin di Jawa Timur masih lebih rendah dibandingkan September 2021. Jumlah
Penduduk Miskin pada September 2022 sebesar 4,24 juta jiwa. Jumlah itu masih lebih rendah dibandingkan September 2021 yang jumlahnya 4,25 juta jiwa,” terangnya.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan peningkatan kemiskinan September 2022
dibanding Maret 2022 adalah kebijakan kenaikan BBM pada tanggal 3 September 2022 yang memicu kenaikan inflasi umum Maret 2022 ke September 2022 sebesar 4,24 persen.

“Tapi, dengan kondisi ini, Pemprov Jatim mampu mengendalikan laju kenaikan harga
komoditi penyebab kemiskinan. Sehingga kenaikan Garis Kemiskinan (GK) Jatim
September 2022 terhadap Maret 2022 meningkat sebesar 5,86% yang lebih rendah
dibandingkan kenaikan GK Nasional yang sebesar 5,95%,” tegas Khofifah.

Dimana GK Jatim bulan September 2022 sebesar Rp487.908,- perkapita sebulan, meningkat dibandingkan GK Maret 2022 (Rp460.909,- perkapita sebulan). Tidak hanya itu, dari sisi kualitas kemiskinan pada rumah tangga miskin di Jatim pada September 2022 dibandingkan Maret 2022, cenderung semakin baik ditinjau dari Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan. Hal ini Ditandai dengan menurunnya Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) yang mengalami penurunan dari 1,618 pada Maret 2022 menjadi 1,616 pada September 2022 (berkurang 0,002 poin).

“Ini berarti rumah tangga miskin semakin dekat dengan GK. Untuk Indeks Keparahan (P2)
Kemiskinan, turun dari 0,377 pada Maret 2022 menjadi 0,358 pada September 2022
(berkurang 0,019 poin).” tegasnya.

Gini Ratio di Jawa Timur pada September 2022 sebesar 0,365, turun sebesar 0,006 poin
dibandingkan Maret 2022 (0,371). Ini menjadi indikasi bahwa terjadi penurunan tingkat ketimpangan kesejahteraan masyarakat di Jawa Timur selama Maret-September 2022.

Berdasarkan data BPS, penurunan angka Gini Ratio Maret 2022-September 2022 terjadi baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan.

“Ini menjadi indikasi bahwa terjadi penurunan tingkat ketimpangan secara merata di Jawa
Timur,” tegasnya.

Pada September 2022 Gini Ratio di wilayah perkotaan Jatim sebesar 0,381 (turun -0,007 poin terhadap Maret 2022), sedangkan pada wilayah perdesaan sebesar 0,322 (turun -0,001 poin terhadap Maret 2022). Ditegaskannya, tantangan kemiskinan di Jatim September 2022 adalah intervensi bantuan sosial yang masih menyasar pada kelompok rumah tangga pada semua desil.

“Selain itu, menurut BPS masyarakat miskin masih belum tepat dalam membelanjakan
pendapatannya. Ini tercermin masih tingginya konsumsi rokok pada masyarakat miskin yang menempati urutan kedua setelah beras,” tutup Khofifah.

Namun pihaknya berkomitmen bahwa penurunan kemiskinan akan terus dilakukan. Bahkan
program penanggulangan kemiskinan juga masuk dalam 7 prioritas pembangunan Jatim
tahun 2023.(ac)