Peringatan Harkitnas, Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Jatim Semangat dan Optimis Hadapi Tantangan Global dan Digitalisasi

32 views
Peringatan Harkitnas, Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Jatim Semangat dan Optimis Hadapi Tantangan Global dan Digitalisasi
Peringatan Harkitnas, Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Jatim Semangat dan Optimis Hadapi Tantangan Global dan Digitalisasi

hariansurabaya.com | SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak segenap masyarakat Jawa Timur menumbuhkan semangat dan optimisme menghadapi tantangan global. Hal itu ia sampaikan bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke-115 yang diperingati tepat pada hari ini, Sabtu (20/5/2023).

Dikatakan Gubernur Khofifah, tantangan ke depan yang dihadapi negara dan dunia saat
ini tidak lagi soal pandemi Covid-19. Terutama setelah Badan Kesehatan Dunia (World
Health Organization/WHO) secara resmi mengumumkan status Public Health
Emergency of International Concern (PHEIC) atau darurat kesehatan global untuk covid-
19 dicabut.

Meski pandemi covid-19 sudah terlewati, namun tantangan selanjutnya juga tak kalah
berat. Dimana tantangan global yang harus diantipasi bersama saat ini adalah masalah
krisis pangan, krisis energi, perubahan iklim, serta krisis keuangan yang kini dihadapi
sejumlah negara di dunia.

“Perubahan dinamis yang terjadi secara global ini memiliki pengaruh dan dampak yang
luar biasa terhadap ekosistem global. Yang kemudian juga memberikan dampak
langsung terhadap ekosistem nasional dan ekosistem lokal. Untuk itu semangat dan
optimisme kebangkitan ini harus kita perkuat untuk menghadapi berbagai tantangan
global tersebut,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (20/5).

Khofifah mengatakan, menghadapi tantangan global tersebut, dibutuhkan inovasi,
kolaborasi, dan sikap yang adaptif terhadap segala perubahan yang terjadi. Belajar dari
pandemi Covid-19 yang juga melanda seluruh negara di dunia, persoalan global tersebut
harus diselesaikan secara bersama-sama melalui kolaborasi dan langkah konkret
bersama.

“Tidak ada yang tidak mungkin kalau kita bersinergi dan berkolaborasi bersama. Dari
pandemi Covid-19 kita belajar bagaimana kita bisa bersama-sama tumbuh dan bangkit
menjadi lebih hebat dan lebih kuat. Untuk itu, mari maksimalkan seluruh kolaborasi, mari
maksimalkan seluruh sinergi, dan mari maksimalkan seluruh potensi yang kita miliki,”
katanya.

Menurutnya, semangat kebangkitan ini tidak hanya untuk menjawab tantangan global,
tapi juga menghadapi era kemajuan teknologi atau digitalisasi yang terus berkembang
saat ini. Dimana era digitalisasi ini selain memiliki dampak positif, di sisi lain juga
memiliki dampak negatif bila tidak disikapi dengan bijak.

“Tantangan zaman terus berubah dan berkembang. Termasuk era digitalisasi di segala
bidang kehidupan. Kita yang menghadapinya harus terus mampu mengikutinya. Oleh
karena itu ayo terus berpikiran terbuka dan selalu belajar. Mari perbanyak membaca.
Internet membuka akses pengetahuan yang jauh lebih luas. Ambil positifnya hindari
negatifnya ,” katanya.

Berbicara soal semangat optimisme kebangkitan, lanjut Khofifah, sejak tahun lalu
Provinsi Jatim telah menetapkan tagline ‘Optimis Jatim Bangkit’. Hal ini menandakan
bahwa semangat dan optimisme kebangkitan itu telah tumbuh dan menjiwai dalam
setiap langkah program Pemprov Jatim.

“Jadi kalau bicara semangat optimisme kebangkitan, Jatim sudah sedari awal punya
keyakinan. Bahwa dengan segala macam potensi dan karakter yang dimiliki masyarakat, Jawa Timur akan melepaskan diri dari goncangan berbagai bidang kehidupan baik pandemi Covid-19 maupun pasca pandemi, termasuk segala tantangan global,” katanya.

“Dalam setahun ini kita melihat proses kebangkitan itu. Ekonomi tumbuh, aktivitas
masyarakat kembali menggeliat, suasana menjadi hidup kembali. Atas perkembangan
itu kini kita melihat gairah kehidupan sebelum pandemi telah kembali, bahkan dengan
nilai-nilai hidup yang lebih baik,” imbuhnya.

Untuk itu, melalui momentum Hari Kebangkitan Nasional ini, Khofifah meminta semangat
kebangkitan yang telah tumbuh dalam masyarakat Jatim ini untuk terus dijaga nyalanya.
Ia menyebut bahwa optimisme perlu menjadi sikap yang terus dikembangkan.

“Kita bisa berdiri di sini, bisa melewati pandemi Covid-19 yang begitu berat utamanya
karena kita yakin bahwa kita bisa melewatinya. Jadi optimisme itu kunci dalam
kehidupan. Allah SWT Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Tugas kita hanya percaya
bahwa seberapapun berat tantangan, sesungguhnya kita akan diberikan kekuatan untuk
melaluinya,” pungkasnya.(ac)