Jelajah UMKM dan Pondok Pesantrean 2024 : Pengembangan Produksi serta Kemandirian UMKM dan Pondok Pesantren

15 views
Jelajah UMKM dan Pondok Pesantrean 2024 : Pengembangan Produksi serta Kemandirian UMKM dan Pondok Pesantren (foto : ist)
Jelajah UMKM dan Pondok Pesantrean 2024 : Pengembangan Produksi serta Kemandirian UMKM dan Pondok Pesantren (foto : ist)

hariansurabaya.com | SURABAYA – Dalam rangka mendukung kebijakan Utama Bank Indonesia, pengembangan UMKM dilakukan melalui penguatan program korporatisasi, kapasitas, dan pembiayaan untuk mendorong UMKM yang produktif, kompetitif, dan berdaya tahan tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut, Bank Indonesia Jatim menggelar program Jelajah UMKM dan Pondok Pesantren yang diresmikan pada Rabu (06/10/24).

Pengembangan UMKM yang dilakukan Bank Indonesia diselaraskan dengan tugas Bank Indonesia dan sejalan dengan visi, misi, dan program strategis Bank Indonesia, sehingga difokuskan pada sasaran kebijakan salah satunya mendukung upaya pengendalian inflasi khususnya inflasi volatile food, yang dilakukan dari sisi suplai. Maka dari itu, cakupan framework pengembangan UMKM Bank Indonesia diarahkan pada sektor-sektor prioritas khususnya komoditas pangan strategis, dalam hal ini pada UMKM klaster pangan dan pondok pesantren mandiri.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Erwin Gunawan Hutapea menjelaskan bahwa dukungan Bank Indonesia terhadap UMKM klaster pangan dan pondok pesantren mandiri diharapkan mampu mengembangkan produksi dan kemandirian UMKM serta pesantren secara end-to-end agar mampu bersaing dan menjaga konsistensi kualitas produknya. Peningkatan kualitas dan kapasitas dari sisi suplai tersebut perlu diiringi dengan peningkatan awareness calon konsumen atau masyarakat terhadap produksi/potensi UMKM dan pesantren di Jawa Timur. Hal tersebut diharapkan dapat menciptakan permintaan dan meningkatkan penyerapan produksi UMKM dan pengembangan pesantren mandiri secara lebih optimal.

“Kegiatan Jelajah UMKM dan Pondok Pesantren ini bertujuan untuk mengedukasi dan meningkatkan literasi yang mendukung komunikasi kebijakan Bank Indonesia terkait stabilisasi harga dan digitalisasi kepada stakeholders melalui media massa sekaligus menggaungkan kepada masyarakat luas tentang keberhasilan UMKM dan pondok pesantren binaan Bank Indonesia. Kami percaya, melalui peran media yang ada di sini, cerita sukses mereka akan tersebar lebih luas dan menginspirasi UMKM dan Ponpes serta lebih banyak pihak untuk mendukung pengembangan UMKM dan Ponpes di Indonesia.” papar Erwin.

Dalam kegiatan ini, akan melihat lebih dekat klaster unggulan dan pondok pesantren binaan Bank Indonesia, yaitu:

  1. Klaster Bawang Merah di Sumenep yang dikelola oleh Koperasi Permata Indah Rubaru. Koperasi Permata Indah Rubaru ini berfokus pada produksi bawang merah dari varietas unggul khas dari Kabupaten Sumenep yang memiliki daya simpan yang lebih lama, tahan terhadap penyakit, dan dapat menjadi varietas pengendali inflasi karena bisa ditanam di luar musim. Dengan dukungan inovasi teknologi seperti penggunaan lightrap dan cold storage, klaster ini mampu menjaga kualitas produk mereka hingga ke konsumen.
  2. Klaster Padi Organik di Mojokerto yang dikelola oleh Perkumpulan Brenjonk. Perkumpulan Brenjonk ini telah mengembangkan budidaya padi organik yang terintegrasi, mulai dari hulu hingga hilir. Tidak hanya memproduksi beras putih organik, tetapi juga beras merah, coklat, dan hitam untuk memperluas pangsa pasar. Perkumpulan Brenjonk ini telah menerapkan digitalisasi dalam proses produksi, salah satunya penggunaan drone untuk pemupukan, yang mampu menekan biaya produksi hingga 15%. Klaster ini juga mengembangkan konsep eduwisata dan wisata kuliner berbasis pertanian organik, yang semakin meningkatkan daya tarik dan pendapatan kelompok.
  3. Pondok Pesantren Fathul Ulum Jombang, yang berdiri sejak tahun 2007 memiliki 9 (sebelas) unit usaha yang terdiri dari peternakan, perikanan, welding, konveksi, advertising, bakery, pertanian, toserba, dan F&B. Ponpes ini telah menerapkan Internet of Things (IoT) pada pengembangan pertanian sehingga mendukung kemandirian ekonomi pesantren. Ponpes Fathul Ulum berhasil menjadi juara III Ponpes Unggulan Fesyar Jawa 2023.
  4. Pondok Pesantren Amanatul Ummah Mojokerto, yang berdiri sejak tahun 1998 memiliki 11 (sebelas) unit usaha antara lain perikanan, advertising, F&B, pertanian, laundry, dsb. Ponpes ini telah menerapkan Internet of Things (IoT) pada pengembangan pertanian serta sistem digitalisasi pembayaran sehingga mendukung kemandirian ekonomi pesantren. Ponpes Ammanatul Ummah berhasil menjadi juara III Ponpes Unggulan Fesyar Jawa 2024.

Kedua UMKM klaster dan Ponpes dimaksud juga telah menggunakan QRIS dalam pembayaran, disamping penggunaan digital farming dan penggunaan e-commerce sebagai platform penjualan produk turunan.

“Dalam Jelajah UMKM dan Ponpes kali ini kami mengajak mahasiswa penerima beasiswa Bank Indonesia GenBI pilihan yang kami seleksi melalui program sertifikasi public sepaking dan keaktifannya posting kebijakan Bank Indonesia di sosmed yang mereka miliki.” ujar Erwin.

Sebagai informasi GenBI adalah komunitas penerima beasiswa Bank Indonesia yang berperan sebagai frontliners Bank Indonesia atau garda terdepan dalam mengkomunikasikan kebijakan Bank Indonesia. Kami berharap pada kegiatan Jelajah UMKM ini GenBI dan media menjadi komunikator dan strory teller berbagai cerita sukses dan potensi UMKM dan Pondok Pesantren yang ada di Jawa Timur dalam menjaga ketahanan pangan dan mendorong digitalisasi, menyerap tenaga kerja, dan peran nya dalam pemberdayaan ekonomi lokal kepada masyarakat.

“Kami juga berharap materi liputan dan penulisan yang disiapkan dan disusun oleh rekan media dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemangku kepentingan untuk dapat bahu membahu mendorong pengembangan UMKM dan Ponpes.” pungkas Erwin.(acs)