BANYUWANGI – Terletak di desa Kebaman, produsen batik Sekar Blambangan memang tak menonjol. Di dalam ruang pamernya yang kecil itu, hanya terlihat satu lemari yang yang mendominasi ruangan. Berisi batik-batik cantik beraneka warna. Merah mudah, merah menyala, hingga toska pun ada. Sementara di dinding kanan ruang itu terdapat deretan batik yang disampirkan. Berhadapan dengan kaca yang biasa digunakan pengunjung memantas-mantaskan batik yang hendak dibeli.
Menurut pemiliknya – Habib Idris, Sekar Blambangan memang baru berdiri sejak setahun silam. Sebelum Sekar Blambangan berdiri, Habib telah belajar lebih dulu dari usaha batik yang dirintisnya dengan seorang kawan di tahun 2014.
Berbagai kesulitan pernah dilaluinya. Bersama sang istri kala itu ia mulai belajar memasarkan batik yang diproduksi bersama kawannya tersebut. Tidak pernah bersinggungan dengan batik, membuatnya mengalami kesulitan kala melakukan promosi.
Tidak hanya awam soal motif-motif batik khas tanah Blambangan, Habib mengaku tidak tahu cara mengenalkan atau bahkan meyakinkan pembeli bahwa batik yang dibawanya memiliki kualitas prima. Akan tetapi seiring waktu, masalah tersebut mampu diatasi. Usaha batik yang dirintis bersama karibnya tersebut akhirnya merangkak naik dan berkembang pesat. Tak kurang dari seribu lembar batik diproduksi untuk memenuhi pesanan. Kini usaha batik yang tengah naik daun itu mulai dilepasnya. Ia fokus pada usaha baru yang diberinya nama Sekar Blambangan.
Ketika ditanya mengapa mendirikan Sekar Blambangan, Habib mengaku ada dua hal penting yang mendasarinya. Pertama, melestarikan batik Blambangan. Yang kedua, diharapkan bisa bermanfaat bagi penduduk sekitar yakni dengan terbukanya lapangan kerja di bidang perbatikan. Kini usahanya mulai berjalan.
Berdasarkan pengakuannya, tak kurang dari 400 lembar batik dilepasnya setiap bulan untuk memenuhi pesanan yang ajeg datang. [Ay]