Naskah Asli Presiden Soekarno Dibacakan Wali Kota Eri dalam Film Koesno

66 views
Eri Cahyadi
Naskah Asli Presiden Soekarno Dibacakan Wali Kota Eri dalam Film Koesno (foto : ist)

Surabaya, hariansurabaya.com – Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Kukuh Yudha Karnanta memandang, apabila dilihat dari segi konten atau isi, film “Koesno, Jati Diri Soekarno” bertujuan untuk mengklarifikasi atau mensosialisasikan bahwa Presiden Soekarno adalah Arek Suroboyo.

Baca juga : Perankan Sosok Soekarno dalam Film Koesno, Wali Kota Eri: Alhamdulillah Masuk Daftar Nominasi Terbaik FFI 2022

Kukuh mengungkapkan, bahwa ia yang mengusulkan agar Wali Kota Eri Cahyadi terlibat di dalam proses produksi Film Koesno. Bahkan, ia juga bertanggung jawab langsung dalam proses pencarian dokumen-dokumen arsip naskah sejarah Presiden Soekarno.

“Jadi yang dibacakan Pak Wali Kota bukan skenario skrip buatan saya atau teman-teman. Itu adalah transkrip asli dari dokumen-dokumennya Soekarno,” kata Kukuh.

Kukuh memandang, bahwa Wali Kota Eri Cahyadi juga dinilai sukses ketika memerankan sosok Soekarno dalam Film Koesno. Baik itu dilihat dari segi intonasi maupun ekspresi wajah ketika memerankan Bapak Proklamator Bangsa.

“Luar biasanya waktu itu kan Pak Wali tidak sempat mempelajari skripnya, langsung disodori dan rekaman asli Soekarno. Tidak sampai 10 menit, Pak Wali sudah bisa mempraktikkan itu dengan sangat baik,” ungkap Kukuh.

“Kemudian yang dibacakan oleh Pak Wali Kota itu semua sangat terkait dengan Surabaya. Terutama yang (set) terakhir itu, ‘Koreksi Pak Rektor, Saya Arek Suroboyo’, itu betul-betul mengena sebagai statement closing di film itu,” sambungnya.

Sebagai peneliti film, Kukuh melihat, jika “Koesno, Jati Diri Soekarno” memiliki dua peluang dalam FFI Tahun 2022. Kedua peluang ini yakni sebagai pemenang utama atau special mention by juri. Apalagi, kata dia, Film Kusno yang bergenre dokudrama ini masih terbilang baru dalam dunia festival perfilman. 

“Dokudrama peluangnya dua, bisa pemenang utama atau penghargaan khusus dari dewan juri. Karena mungkin bentuknya baru, isunya menarik atau punya makna penting. Tetapi mungkin karena tidak lazim di sebuah festival, dia mungkin tidak bisa sebagai pemenang utama, tapi tetap bisa mendapatkan penghargaan special mention by juri,” tuturnya.

Meski demikian, sebagai warga Kota Surabaya yang juga turut dalam proses riset Film Koesno, Kukuh mengaku optimistis dan berharap besar, “Koesno, Jati Diri Soekarno” dapat meraih Piala Citra FFI Tahun 2022. “Saya sebagai warga Surabaya yang ikut juga dalam proses produksi film sebagai periset, saya sangat berdoa itu bisa menang di FFI,” pungkasnya.(ac/ist)