hariansurabaya.com | SURABAYA – Pemkot Surabaya (Pemkot) Surabaya akan melakukan membedah 3.148 rumah tidak layak huni pada 2023 mendatang. Wakil Wali Kota Armuji mengungkapkan, pemkot telah menyiapkan anggaran Rp 117 miliar untuk bedah rumah tidak layak huni.
Dalam hal tersebut, ia ingin program rumah tidak layak huni (Rutilahu) itu diprioritaskan untuk lansia. “Usulan-usulan bedah Rumah yang masuk nanti di verifikasi dan disusun skala prioritasnya. Setelah administrasinya lengkap, pertama harus dilihat kondisi rumahnya, lalu prioritaskan yang ditinggali oleh lansia,” kata Armuji, Jumat (30/12/2022).
Wakil wali kota yang akrab disapa Cak Ji itu mengingatkan jajarannya di kecamatan dan kelurahan untuk selektif dalam melakukan penilaian rutilahu agar tepat sasaran. “Petugas kecamatan dan kelurahan harus betul – betul paham orang per orang yang masuk dalam usulan bedah rumah, jangan sampai di tahun 2023 ada rumah warga yang tidak layak huni di Surabaya. Kita harus lebih baik lagi di tahun yang baru,” ujarnya.
Cak Ji melanjutkan, setiap rumah atau kepala keluarga (KK) itu berhak atas pagu anggaran bedah rumah senilai Rp 35 juta. Besaran dana rutilahu ini tidak dirupakan uang tunai, akan tetapi diberikan dalam bentuk material bangunan dan jasa tukang.
“Syaratnya, rumah yang dibedah harus milik sendiri dan KTP Surabaya. Selain itu, tidak boleh lahan dalam sengketa atau kepemilikan rumah jelas. Harus murni untuk tempat tinggal keluarga. Setelah dibenahi, rumah tidak boleh dijual atau disewakan dengan jangka waktu tertentu,” pungkasnya. (ac)