Prof. Dr. Juliana Anggono, S.T., M.Sc. : Material Interior Mobil yang Sustainable, Campuran antara Bahan Alam dan Plastik Bekas

35 views
Prof. Dr. Juliana Anggono, S.T., M.Sc. : Material Interior Mobil yang Sustainable, Campuran antara Bahan Alam dan Plastik Bekas (foto : ist)
Prof. Dr. Juliana Anggono, S.T., M.Sc. : Material Interior Mobil yang Sustainable, Campuran antara Bahan Alam dan Plastik Bekas (foto : ist)

hariansurabaya.com | SURABAYA – Awal tahun 2024, PCU (Petra Christian University) menambah empat Guru Besar dari dua Fakultas yang berbeda yaitu Faculty of Industrial Technology dan School of Business and Management.

Redaksi akan menampilkan profile mereka dalam bentuk Kisah Inspiratif berikut ini. Profile ketiga adalah Prof. Dr. Juliana Anggono, S.T., M.Sc.

Kita sedang diperhadapkan dengan “the perfect storm”, diantaranya efek pandemi COVID-19, perubahan iklim, krisis energi dan pangan, serta ketegangan geopolitik. Maka dari itu terkait krisis energi dan pengurangan CO2 diperlukan respon global dan ini telah memberikan tekanan lebih lanjut pada industri otomotif khususnya di negara-negara maju.

Ialah Prof. Dr. Juliana Anggono, S.T., M.Sc., yang baru saja ditetapkan sebagai Profesor dalam bidang ilmu Teknik Mesin PCU ini meneliti mengenai bahan material mobil yang ramah lingkungan.

Dosen yang juga Wakil Rektor bidang Akademik PCU itu meneliti mengenai komposit bahan alam yang dibuat sebagai bahan material mobil. Komposit merupakan suatu material yang berasal dari percampuran dua bahan yang berbeda. Tujuannya adalah sifat baik dari masing-masing bahan itu bisa saling melengkapi sehingga satu bisa menguatkan yang lain.

Dalam hal ini serat alam yang dimanfaatkan adalah serat ampas tebu dari pabrik gula di Sidoarjo, Jawa Timur yang dicampurkan dengan matriks polipropilena (PP). “Plastik punya sifat sangat lunak, tapi begitu dikasih serat ampas tebu yang punya sifat lebih kuat maka bahan plastiknya tadi akan jadi lebih kuat dan kaku,” jelas Prof. Juliana.

Ia mengaku telah mengeksplorasi bermacam serat alam, mulai dari serat pohon palem, kulit kacang mete, kluwak, biji salak, sekam padi, hingga bonggol jagung. Namun pilihannya berlabuh pada serat ampas tebu karena Prof. Juliana juga melihat dari segi ketersediaan bahannya.

Prof. Juliana melihat bahwa material yang ringan tapi kuat seperti yang ditelitinya itu dibutuhkan dalam industri otomotif.

“Sekarang mobil harus diproduksi dengan material yang ringan supaya tidak banyak menggunakan bahan bakar supaya dapat mencegah polusi. Makanya banyak mobil yang memilih pakai bahan plastik, tapi plastik itu kan tidak sustainable. Oleh karena itu, yang paling tepat adalah dengan menambahkan serat alam di dalam bahan yang dipakai, supaya dia tetep kuat tapi juga ramah lingkungan dan sustainable,” imbuh Prof. Juliana.

Menurut Profesor yang memiliki 20 lebih jurnal internasional ini serat alam merupakan bahan yang punya sifat unik tiap individual seratnya. Menambahkan serat alam ke dalam plastik akan mengurangi pemakaian plastik dan juga jejak karbon tapi dapat menghasilkan material yang kuat.

“Saya percaya masih banyak peluang yang bisa di-explore untuk penggunaan serat alam atau bahan alam untuk membuat komposit yang ringan, kuat, dan ramah lingkungan yg dapat dimanfaatkan oleh dunia industri, khususnya industri otomotif dan peralatan olah raga misalnya. The future is green dengan semakin bertambahnya antusias masyarakat menghargai planet kita maka akan menarik industri mengembangkan produk dengan muatan bahan alam,” tutup Prof. Juliana.(ac)