hariansurabaya.com | SURABAYA – Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional, Midtown Hotel Surabaya dengan bangga menyelenggarakan acara “ Daur Rupa” yaitu Membatik Bersama Teman-Teman Disabilitas, yang sukses digelar di Townhall Restaurant.
Acara ini diikuti oleh 15 anak disabilitas dari Surabaya, yang dengan antusias mengikuti kegiatan membatik bersama serta turut memamerkan karya batik mereka.
Acara ini semakin istimewa dengan kehadiran Leo Arief Budiman, yang merupakan Mentor Rumah Anak Prestasi sekaligus Founder Disabilitas Berkarya. Selain itu, acara juga dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Sosial Kota Surabaya dan Liponsos Keputih, yang memberikan dukungan penuh pada inisiatif sosial ini sebagai bagian dari upaya memberdayakan komunitas disabilitas di Surabaya.
Di antara peserta acara, Rizky Cahyani atau lebih akrab di panggil Tata, anak disabilitas berusia 13 tahun, menjadi salah satu sorotan. Tata baru saja meraih prestasi sebagai Best Line Master dalam ajang We Are The World Event di Jakarta pada Agustus 2024. Karya lukisannya yang berjudul ‘Infinity in Diversity’ akan dipamerkan di Paris pada 1 Desember 2024 mendatang, menandai pencapaian luar biasa dari anak didik Rumah Anak Prestasi ini.
Selain sesi membatik, acara ini juga menampilkan Pameran Karya Batik hasil kreasi ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) binaan Liponsos Dinas Sosial Surabaya, yang memamerkan hasil karya mereka yang unik dan bernilai seni tinggi.
William Sihombing, Public Relations Midtown Hotel Surabaya, saat ditemui pada tanggal 27
September 2024, menjelaskan mengenai progam “Daur Rupa”.
“Program ini merupakan bagian dari inisiatif M Green dari Midtown Indonesia. Nama Daur Rupa dipilih karena memiliki makna yang mendalam. Kata ‘Daur’ mengacu pada proses daur ulang, di mana kami memanfaatkan barang-barang bekas, khususnya linen hotel yang sudah tidak terpakai, yang seharusnya menjadi limbah, dan mengubahnya menjadi sesuatu yang memiliki nilai seni. Ini sejalan dengan komitmen kami terhadap keberlanjutan lingkungan melalui pengurangan sampah,” ungkapnya.
Lebih lanjut, William menjelaskan bahwa “Rupa” dalam nama program merujuk pada karya seni yang diciptakan oleh teman-teman difabel dalam kegiatan membatik.
“Mereka mungkin memiliki keterbatasan fisik, tetapi hal tersebut tidak membatasi kreativitas mereka. Dengan segala keberagaman kemampuan, mereka mampu menciptakan karya batik yang indah dan unik. Program Daur Rupa mengajak para tamu untuk tidak hanya melihat batik sebagai kerajinan tangan, tetapi juga sebagai karya seni yang merefleksikan keberagaman dan semangat inklusif,” tambah William.
Melalui program ini, Midtown Hotel Surabaya menunjukkan komitmennya dalam mendukung keberlanjutan lingkungan sekaligus memberdayakan komunitas disabilitas, dengan memberikan ruang bagi mereka untuk berkarya dan berkontribusi bagi masyarakat. (acs)