SURABAYA, hariansurabaya.com | Indonesia sudah merdeka selama 77 tahun. Tapi ternyata masih ada saksi mata dari perjuangan para pahlawan ketika merebut kemerdekaan negara kita tercinta ini. Dan beliau sudah berusia 100 tahun. Namanya Prada Amad yang lahir tepatnya pada 23 Februari 1922.
Ingatannya masih sangat kuat. Makanya dia masih bisa menceritakan jaman-jaman perang dari mulai penjajahan Jepang sampai ketika merebut kemerdekaan RI bersama teman-teman seperjuangan yang sekarang sudah tinggal namanya saja. Hanya pendengarannya sudah agak berkurang, makhlum karena dimakan usia. Tapi cara bicaranya masih tegas. Bahkan cara berjalannya masih tegak, tanpa dibantu atau bantuan alat.
Yang bikin salut, ternyata makanan kesukaannya adalah sate kambing. Dan masih suka naik sepeda motor kalau bepergian. Bahkan beberapa waktu yang lalu naik motor dari kediamannya daerah Mojosari ke kota Ngawi. Untuk melayat temannya yang berpulang.
Kalau ada undangan keluar kota, seringnya ditemani putri bungsunya – mbak Esther. Meskipun kadang pak Amad masih suka maksa pingin naik motor, tapi mbak Esther harus mulai membatasi. Karena naik motor keluar kota pastinya sangat beresiko untuk seusia pak Amad.
Ketika ditanya apa resep panjang umur dan tetap fit. Pak Amad menyebutkan 3S yaitu Silaturahmi, Sodaqoh dan Santun (sopan atau menghormati orang lain).
Saya sudah bertemu 2 kali dengan pak Amad dalam acara yang diselenggarakan oleh Yayasan Bangun Sehat Indonesiaku (YBSI). Pertama waktu memperingati Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus yang lalu dan sekarang (Minggu, 13/11) memperingati Hari Pahlawan 2022.
Yayasan Bangun Sehat Indonesiaku atau YBSI sendiri adalah yayasan yang peduli dan selalu memberikan perhatian kepada para veteran. Mempunyai kegiatan rutin yang dilakukan minimal setahun tiga kali seperti memperingati Hari Kemerdekaan, Hari Pahlawan dan waktu Ramadan. Dipimpin oleh Dr.dr Hisnindarsyah SE M.Kes MH Sp.KL selaku Founder YBSI dan ibu Virly Mavitasari selaku Ketua umum YBSI, yayasan ini sudah berdiri lebih dari 20 tahun.
Awalnya, semua kegiatan dibiayai sendiri alias dari kantong pribadi founder dan pemilik yayasan. Tapi dengan semakin bertambahnya kegiatan bahkan sampai menjangkau luar kota. Akhirnya YBSI menggandeng beberapa partner yang mempunyai visi misi yang sejalan.(vy)
