
hariansurabaya.com | SURABAYA – Sekdaprov Jatim Adhy Karyono memberikan semangat dan motivasinya kepada para Calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal
Jatim yang mengikuti Orientasi Pra Pemberangkatan (OPP) bagi Calon PMI skema G to
G penempatan pemerintah ke Korea Selatan. Pemberian motivasi tersebut dilakukan di
Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur, Jalan Ketintang Wiyata Surabaya, Sabtu (28/1).
Dalam arahannya, Sekdaprov Adhy meyakinkan para calon PMI bahwa negara hadir
untuk memberikan pelayanan dan perlindungan paripurna bagi para PMI. Hadirnya UU
nomor 18 tahun 2017 tentang perlindungan pekerja migran Indonesia menjadi bentuk
perhatian serius pemerintah dalam melindungi para PMI.
“Ini menunjukkan bahwa negara tidak main-main dalam melindungi para pahlawan
devisa. Dan apa yang dilakukan BP2MI ini memberikan gambaran bagaimana seorang
PMI akan mendapatkan perlindungan yang paripurna dari mulai awal berangkat
disiapkan pelatihannya, bagaimana pemberangkatannya, dan ketika disana sampai
dengan keluarganya di Indonesia juga diberikan perlindungan.” katanya.
Adhy mengatakan, pelaksanaan OPP ini menjadi salah satu fungsi perlindungan PMI
pada saat sebelum bekerja (pre-employment). Ini menjadi langkah hadirnya pemerintah
dalam penyiapan dan penyediaan kualitas calon tenaga kerja (calon pekerja migran)
yang akan bekerja ke luar negeri.
“Orientasi Pra Pemberangkatan (OPP) menjadi satu tahap yang perlu diikuti calon pmi
yang akan bekerja ke luar negeri, sebagai bentuk perlindungan kepada si calon PMI itu
sendiri,” jelas Adhy.
Menurutnya, jika dulu banyak permasalahan yang dialami PMI baik penipuan saat akan
berangkat sampai dengan kepulangannya di bandara tanah air, maka saat ini PMI tidak
perlu khawatir lagi.
“Karena negara memberikan perlindungan tidak hanya saat sebelum berangkat tapi juga
sampai kepulangannya,” paparnya.
Hal ini, lanjut Adhy, selaras dengan program Jatim Akses dalam Nawa Bhakti Satya
program Gubernur dan Wagub Jatim, untuk bisa melindungi pekerja migran di Jawa
Timur.
“Tidak ada lagi rasa was-was khawatir teman-teman karena negara hadir menjamin
teman-teman semua. Bahkan di Bandara Juanda telah ada vip lounge khusus untuk
para PMI yang pulang melalui Bandara Juanda. Kami menyambut kepulangan teman-
teman semua dengan baik,” katanya.
Adhy berharap, para calon PMI yang akan berangkat ke Korsel ini untuk terus semangat
dan bersyukur. Sehingga ketika berangkat, mereka memiliki motivasi yang kuat dan tidak
ada lagi yang mengeluh ataupun menyerah. Ia juga berpesan agar para calon PMI ini
mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang sebelum berangkat ke Korsel. Baik
dokumen imigrasi, keahlian baik bahasa ataupun skill pekerjaan, sampai dengan mental.
“Kalian datang bukan sebagai pekerja migran biasa, tapi kalian datang dengan proses persiapan yang betul-betul dilakukan dengan sangat baik. Oleh karena itu siapkan dokumen, siapkan mental, siapkan kemampuan bahasa. Jangan lupa kita hidup di negara lain harus kita pelajari kultur dan bahasa. Tapi jangan lupa budaya Indonesia, budaya asli kita, wong Jawa Timur, budaya Jawa,” katanya.
Tidak hanya itu, Adhy juga berpesan untuk menjaga perilaku dengan baik serta menjaga
nama baik Indonesia maupun daerah asal yakni Jatim. Serta jangan pernah bersentuhan
dengan persoalan hukum. Apalagi persoalan yang melanggar hukum di wilayah negara
itu. Dan jika hal itu terjadi, maka ia meminta agar teman-teman satu angkatan atau
sesama PMI asal Indonesia untuk saling membantu.
“Teman-teman kalian satu bangsa, satu grup, satu pekerjaan dan satu angkatan itu
adalah bagian dari kalian juga. Jadi harus saling tolong menolong sesama. Jaga nama
baik Bangsa Indonesia, jaga nama baik provinsinya, jaga nama-nama baik Gubernur-
nya, jaga nama baik Bupati/Walikota-nya. Tanamkan bahwa kami betul-betul ingin
mengabdi untuk bangsa,” imbuhnya.
Tak lupa, Adhy juga berpesan untuk fokus bekerja dengan baik dan maksimal. Serta
tidak tergoda untuk melakukan hal-hal menyimpang. Hal ini dikarenakan bila ada salah
satu yang melakukan penyimpangan atau bermasalah, maka akan berdampak bagi satu
angkatan atau angkatan selanjutnya.
“Tolong anda fokus untuk bekerja jadi bisa menyelesaikan kontrak pekerjaan sesuai
yang ditentukan. Meskipun kalau sudah kontrak pasti sudah ada jaminan. Anda harus
melakukan pekerjaan dengan baik dengan prestasi yang baik dan memuaskan. Jika ada yang bermasalah, maka akan berefek terhadap angkatan berikutnya. Jika ada ya teman-teman yang dari Jawa Timur bermasalah maka akan berefek kepada angkatan berikutnya. Jadi tolong dijaga betul jangan sampai kredibilitas ini terkena imbasnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Adhy mengatakan, program penempatan dan perluasan kesempatan kerja berkontribusi mengurangi angka pengangguran, baik melalui penempatan kerja di dalam
dan ke luar negeri. Pada kebijakan penempatan kerja ke luar negeri, penempatan PMI
asal Jatim berkontribusi cukup tinggi dalam mengurangi pengangguran bahkan kemiskinan.
Sebagai informasi, PMI asal Jatim yang bekerja di Korsel di tahun 2022 sebanyak 2.624
orang (5,11%). Korea selatan menjadi negara penempatan favorit ketiga bagi PMI asal
Jatim setelah Hongkong dan Taiwan.
Pemprov Jatim sendiri terus berkomitmen memberikan pelayanan kepada calon PMI,
salah satunya melalui koneksitas layanan Jatim Migrant Care. Layanan migrasi yang
saling terkoneksi dan terintegrasi yang meliputi aspek perluasan akses informasi pasar
kerja global, kemudahan pengurusan dokumen. Hasilnya, di Tahun 2019 Unit LTSA PMI
Jatim mendapat top 40 inovasi pelayanan publik nasional, unit layanan zona integritas –
wilayah bebas korupsi (wbk).
Sementara itu Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny
Rhamdani mengatakan pelaksanaan orientasi ini menjadi bagian perlindungan negara
bagi para PMI. Hal ini sesuai perintah Presiden Joko Widodo untuk memberikan
perlindungan yang lebih baik untuk para PMI.
“Pelaksanaan orientasi ini juga bentuk penghormatan dengan memberikan berbagai
fasilitas negara untuk pelaksanaan orientasi ini. Disiapkan perlakuan hormat kepada
para pekerja sebagai pahlawan devisa yang berasal dari Jawa Timur,” katanya.
Pelindungan PMI ini, lanjutnya, dijamin UU No.18/2017 dimana sebelum pekerja para
PMI diberikan jaminan perlindungan sosial, selama bekerja diberikan jaminan perlindungan hukum dan setelah bekerja diberikan jaminan perlindungan ekonomi. Perlindungan ini tidak hanya diberikan bagi PMI atau calon PMI tapi juga keluarganya.
“Kita bersyukur punya Presiden, Bapak Jokowi yang sangat sangat peduli pada teman-
teman pekerja migran Indonesia. Bahkan saat setelah saya dilantik sebagai Kepala
BP2MI tanggal 15 April 2020 beliau menyampaikan kepada saya, lindungi PMI dari ujung
rambut sampai ujung kaki,” katanya.
Menurutnya, Provinsi Jawa Timur adalah provinsi yang pertama mengalokasikan anggaran untuk pendidikan dan pelatihan serta perlindungan bagi para pekerja migran
Indonesia.
“Bahkan Ibu Gubernur juga kemarin sudah meninjau langsung bagaimana Terminal 2
Bandara Internasional Juanda menyediakan fasilitas lounge VVIP bagi para PMI ini. Dan
ini merupakan bentuk negara memberi penghormatan bagi para PMI,” pungkasnya.
Orientasi pra pemberangkatan ini sendiri diikuti 412 orang yang sebagian besar berasal
dari Jawa Timur. Selain Jatim ada beberapa yang berasal dari provinsi lain seperti Jawa
Tengah.(ac)