hariansurabaya.com | Nguri-uri Budaya, Asosiasi Seniman LIRA Indonesia Kunjungi Keris Expo
Surabaya – Asosiasi Seniman LIRA Indonesia “ASLI” Jawa Timur mengunjungi pameran keris yang digelar oleh Dewan Kesenian Budaya Surabaya pada sabtu/13/11/2021 di Balai Pemuda kota Surabaya.
“Alhamdulillah kemarin 13 November 2021 dulur-dulur ASLI yang diantaranya Sholeh, Sapta, Risa dan Sutomo, mendapat undangan pada acara Pameran Keris dengan tema “KERIS EXPO” yang diselengarakan oleh Dewan Kesenian Surabaya,” ujar Ketua ASLI Jawa Timur Abdoel Semut kepada awak media Minggu/14/11/2021.
Pria yang akrab dipanggil Kang Semut itu mengungkapkan bahwa Keris Expo ini digelar dalam rangka memperingati hari Pahlawan. Acara ini berlangsung mulai tanggal 10-14 November 2021 di Gedung Balai Pemuda jalan Gubernur Suryo No 15 Surabaya.
“Kedatangan ASLI hanya sebagai pengunjung saja. Tapi sekaligus sebagai bentuk aspirasi terhadap pameran dalam upaya pelestarian pusaka warisan leluhur nusantara, yaitu Keris dan Tosan Aji,” jelas Youtuber yang aktif membahas pelestarian seni dan budaya di kanal Sabda Aksara Channel itu.
Semut berharap, semoga pameran serupa ini tetep berlangsung dan didukung oleh berbagai pihak. Karena keris sudah menjadi icon pusaka nusantara yang telah diakui oleh UNESCO. Bahkan sebenarnya keris bukan sekedar seni olah tempa logam. Tetapi lebih dari sebuah karya seni yang sarat nilai filosofi leluhur bangsa Nusantara yang adiluhung.
“Dengan adanya pameran ini adalah sebagai langkah edukasi dan pengenalan kepada khalayak umum dan khususnya generasi muda untuk mengenal dan mencintai pusaka warisan leluhur.” lanjut seniman bergaya nyentrik dengan rambut gondrongnya itu.
Senada dengan apa yang disampaikan Kang Semut, pengasuh Pondok rehab ODGJ “GEMA QOLBU” Pasuruan Gus Cholil pun turut memberi gambaran bahwa TOSAN AJI serupa keris jangan disalahartikan sebagai benda yang dianggap sirik dan menyesatkan yang dikonotasikan sebagai senjatanya para dukun. Tetapi harus dianggap sebagai pusaka leluhur yang mempunyai kandungan filosofi dan kearifan lokal yang sangat luar biasa, khususnya menjadi pedoman dasar berprilaku manusia dalam bermasyarakat atau berIbadah kepada Tuhan yang maha Esa.
“Sebenarnya saya sudah mempunyai hubungan dan kedekatan emosi yang sama sebagai kelompok dan pribadi yang peduli terhadap pelestarian warisan leluhur bangsa Nusantara. Jadi, dalam era saat ini kalau melihat keris janganlah berpandangan sempit.” pungkas Gus kholil yang juga Tokoh Agama Islam di kota Pasuruan itu”.(am)
Penulis : Abdul Majid – Ketua LIRA Disability Care/Penyandang Disabilitas Sensorik/Netra